WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – Menteri Pertanian RI telah mendapat informasi adanya virus flu babi asal Afrika di Sumatera Utara, hari Jumat (12/12/2019) setelah peningkatan jumlah babi yang mati meningkat sejak akhir September.
Laporan tersebut telah ditindaklanjuti oleh Badan Pangan dan Pertanian Dunia, FAO yang menyatakan akan menyediakan rekomendasi penanggulangannya sesuai dengan situasi di Indonesia, seperti yang dikutip ABC Indonesia dari halaman resmi FAO.
Australia langsung memberikan peringatan kepada warganya yang hendak pergi ke Asia untuk tidak membawa makanan dan sepatu saat kembali, karena dapat beresiko bagi Australia.
Benua Australia yang letaknya terisolasi memang memiliki peraturan yang ketat soal apa yang bisa dibawa masuk demi menjaga dan melindungi keragaman hayati.
Direktur Eksekutif dari organisasi Australian Pork Limited Margo Andrae mengatakan semua pendatang yang kembali masuk ke Australia perlu menyatakan bawaannya kepada pihak berwenang.
“Paling penting adalah bersihkan sepatu, atau kalau memang tidak dibutuhkan tinggalkan saja alas kakinya disana,” kata Margo Andrae.
“Saat kembali jangan pergi dekat kandang babi domestik, atau jika memiliki babi di halaman belakang, harap ingat bahwa Anda harus mematuhi aturan biosekuriti Australia.”
Flu babi dari Afrika sudah mematikan lebih dari 80 persen babi yang terinfeksi dan tanpa pengobatan atau vaksin.
Jumlah stok ternak babi secara global telah menurun dan menyebabkan harga daging babi melonjak 40 persen, seperti yang diakui oleh sejumlah pemilik restoran China di Australia.
Virus flu babi asal Afrika menyebar dengan cepat dan mudah, lewat orang-orang yang pergi ke tempat terinfeksi dan dapat membawa virus tersebut di sepatu atau alas kakinya.
Tak sampai di situ, virus babi ini kemudian akan terus ada dalam produk-produk babi selama dua tahun. Australia khawatir jika produk-produk ini kemudian akan dibawa masuk ke negaranya secara ilegal.
Menteri Pertanian Australia, Bridget McKenzie mengatakan laporan soal masuknya virus babi ke Indonesia membuat Australia khawatir karena ada 188 penerbangan yang masuk ke Indonesia ke kota-kota Australia dalam sepekan.
“Bali adalah tujuan pariwisata favorit bagi warga Australia dan juga daerah yang banyak babinya,” ujar Menteri McKenzie.
“Kita miliki pendekatan yang tidak mentolerir orang-orang yang berbohong dengan barang bawaan mereka di koper dan kita telah menolak enam orang yang masuk dan dengan barang bawaan beresiko pada biosekuriti,” tegasnya.
ABC Indonesia pernah melaporkan sudah ada enam orang yang dipulangkan ke negara asalnya saat hendak masuk ke Australia, karena membawa makanan yang tidak dilaporkan.
Mereka yang kedapatan membawa masuk produk Australia terancam masuk pengadilan dan denda bisa mencapai AU$ 420,000, atau lebih dari Rp 4 miliar, ditambah ancaman hingga 10 tahun penjara.(pr/d)