WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun rupiah terdepresiasi di perdagangan pasar spot.
Pada Rabu (8/4/2020), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 16.245. Rupiah menguat cukup tajam di 1,01% dibandingkan posisi sehari sebelumnya.
Sementara di pasar spot, rupiah masih saja merah. Pada pukul 10:00 WIB, US$ 1 dihargai Rp 16.200 di mana rupiah melemah 0,47%.
Rupiah tidak sendirian di jalur merah, karena seluruh mata uang utama Asia juga tidak berdaya di hadapan dolar AS. Semua melemah, tiada satu pun yang menghuni zona hijau.
Won Korea Selatan menjadi mata uang terlemah kedua di Benua Kuning, dan rupiah tepat berada di atasnya. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia di perdagangan pasar spot pada pukul 10:10 WIB:
Dolar AS vs Mata Uang Asia
Mata Uang | Kurs Terakhir | Perubahan (%) |
---|---|---|
USD/CNY | 7.07 | 0.34 |
USD/HKD | 7.75 | -0.01 |
USD/IDR | 16,200.00 | 0.47 |
USD/INR | 75.62 | 0.00 |
USD/JPY | 108.78 | 0.07 |
USD/KRW | 1,221.24 | 0.52 |
USD/MYR | 4.34 | 0.12 |
USD/PHP | 50.66 | 0.30 |
USD/SGD | 1.43 | 0.34 |
USD/THB | 32.85 | 0.40 |
USD/TWD | 30.11 | 0.07 |
Apa boleh buat, dolar AS memang sedang kuat. Pada pukul 09:21 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,19%. Dalam sebulan terakhir, indeks ini sudah meroket hampir 5,5%.
Investor berburu mata uang Negeri Paman Sam karena ingin masuk ke pasar obligasi pemerintah. Kemarin, pemerintahan Presiden Donald Trump melelang obligasi senilai US$ 25 miliar dan Rabu waktu Washington kembali ada lelang senilai US$ 17 miliar.
Ke depan, lelang obligasi pemerintah AS akan semakin semarak karena pemerintah butuh duit untuk membiayai stimulus fiskal US$ 2,2 triliun. Stimulus kelas paus itu digunakan untuk memitigasi dampak pandemi virus corona atau Coronavirus Desease-2019 (Covid-19) terhadap perekonomian AS.
Saat ini, AS adalah negara dengan kasus corona terbanyak yaitu 398.785 pasien. Jumlah ini adalah 20,9% dari total pasien corona di seluruh dunia.
Di tengah ketidakpastian yang tinggi akibat serangan virus corona yang menggerogoti perekonomian dunia, obligasi pemerintah AS adalah instrumen investasi yang dianggap paling aman. Sejak virus corona merebak sekitar pekan keempat Januari, harga obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 12%, tertinggi di antara aset-aset utama lainnya.
Untuk membeli obligasi pemerintah AS ya pasti butuh dolar AS. Permintaan yang tinggi membuat nilai tukar mata uang ini menguat ugal-ugalan.
SUMBER : TIM RISET CNBC INDONESIA