WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Setelah berlarut-larut pokok permasalahan yang terjadi dalam badan Korporasi Asing dibawah naungan KS ORKA, kembali memanas dengan adanya aksi unjuk rasa demo dari Koalisi Pemuda dan Mahasiswa (KOPMA) Mandailing Natal (Madina) yang digelar di base camp PT. Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) Desa Purba Lamo, Rabu (10/3/2021).
Sehari setelah HUT Madina ke 22, sejumlah elemen yang terdiri dari KNPI Madina, Sapma AMPI Madina, IMMAN, LSM FOKRAT, Eksekutif Madina Institute, PC GMPI Madina, Tokoh Adat Sibanggor Julu, JAM NU, Basara Al-Wasliyah, PC, GPK Madina, PC, Lingkar Muda Madani, dan Sapma Pemuda Pancasila mengecam keras menuntut PT SMGP agar segera tutup.
Salah seorang Koordinator aksi, Deddy Jackson Lubis yang juga Ketua Rayon AMPI Panyabungan Kota menyebut dengan lantang, PT SMGP telah melecehkan negara, sebab, profesionalisme perusahaan ini rendah, sarat masalah dan melanggar aturan.
“Seakan perusahaan raksasa sekelas SMGP ini bekerja secara amatiran tanpa memikirkan keselamatan pekerja dan warga sekitar,” teriak Deddy dalam orasinya.
“Sebelumnya kita ketahui bersama bahwa Kementerian ESDM melalui Dirjen EBTKE telah mengeluarkan surat bernomor T-348/EK.04/ DEP.T/2021 yang kami nilai sangat melukai hati masyarakat Mandailing Natal dan keputusan ini juga masih prematur, sebab belum jelas titik penyelesaian atas insiden 25 januari kemarin, PT SMGP sudah di perbolehkan beroperasi kembali,” cetusnya lagi.
Kemudian, giliran Ketua Forum Kajian Masyarakat (FORKAT) Madina, Aswardi Nasution dalam orasinya menambahkan, isi surat Kementrian ESDM jelas menyebutkan penghentian operasional pada Wellpad Tango. Namun, kata Aswardi, tidak diindahkan pihak perusahaan dan malah beroperasi kembali bahkan dalam pengoperasian kucing-kucingan di Wellpad Tango terjadi kembali insiden, yakni salah satu karyawan mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera cukup parah di leher dan lengan korban.
“Bukankah ini suatu penghinaan terhadap keputusan Kementerian bahkan perbuatan melecehkan negara,” tandasnya lagi.
Diungkapkannya lagi, disamping Standar Operasional Prosedur (SOP) yang semrawut, PT SMGP juga telah secara terang-terangan melawan negara dan merasa hebat.
“Kami tidak ingin ada korban jatuh lagi pada WKP SMGP, bila perlu perusahaan ini ditutup secara mutlak bila memang tidak bisa berjalan sesuai rel dan peraturan yang ada,” pungkas Aswardi.
Usai menyampaikan aspirasinya, pengunjuk rasa segera meninggalkan lokasi sembari mengatakan, mereka berjanji akan kembali lagi dengan massa yang lebih banyak.
“Kami bukan tidak punya dan tidak mau membawa lebih banyak massa kemari, kami hanya menghargai protokol kesehatan yang ada, dan apabila memang tetap tidak ada pertanggung jawaban dan pihak perusahaan tetap enggan untuk menemui kami seperti hari ini, massa itu akan kita datangkan,” ungkap Mulya Harisandi salah seorang pengunjuk rasa.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pihak perusahaan yang dapat mengklarifikasi atau menanggapi terkait aksi unjuk rasa sejumlah elemen masyarakat Madina ke perusahaan itu.(es)