WARTAMANDAILING.COM, Rusia – Situasi masih memanas antara Rusia dan Ukraina. Meski demikian, negosiasi untuk menghentikan perang sudah mulai dilakukan.
Mengutip CNN International, Selasa (1/3/2022), delegasi Moskow dan Kyiv bertemu di perbatasan Belarusia kemarin. Pertemuan perdana pasca serangan Rusia itu belum membuahkan hasil gencatan senjata
“Delegasi Ukraina dan Rusia mengadakan negosiasi putaran pertama,” kata penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak, kepada wartawan usai perundingan.
“Tujuan utama mereka adalah untuk membahas gencatan senjata dan mengakhiri aksi pertempuran di wilayah Ukraina. Para pihak telah menentukan topik di mana keputusan tertentu dipetakan. Agar keputusan ini dapat diambil alih,” jelasnya.
Diimplementasikan sebagai roadmap, para pihak kembali untuk berkonsultasi ke ibu kotanya. Para pihak berdiskusi mengadakan putaran negosiasi lagi, dimana keputusan ini dapat dikembangkan.
Kepala Delegasi Rusia, Vladimir Medinsky mengatakan mediasi kedua belah pihak sudah setuju perundingan putaran kedua.
“Kami sepakat,” katanya.
Sementara itu, dalam pernyataannya setelah berbincang dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pads Senin 28 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan syarat invasi bisa ia hentikan.
Pertama, Ukraina harus bersikap netral dan tak memihak pada Barat.
Melalui pernyataan yang dirilis Kremlin, Putin mengatakan solusi konflik Ukraina adalah negeri itu harus menghapus ‘pengaruh Nazi atau praktik fasisme’ dan ‘tindakan represif (denazifikasi) dan demiliterisasi’.
Ia mengatakan hal itu khususnya untuk wilayah Ukraina Timur, yang ia klaim jadi target diskriminasi dan genosida.
Putin, tulis Reuters, juga meminta Ukraina mengakui secara resmi kontrol Rusia atas Krimea, wilayah Ukraina yang dicaplok Moskow 2014.
Krimea merupakan wilayah teritorial selatan Ukraina dan berbatasan langsung dengan Laut Hitam.
Sebelumnya Rusia melakukan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.
Ini berselang dua hari setelah Putin mengakui dua wilayah pemberontak di Ukraina Timur sebagai negara merdeka.
Hingga Senin, tim pemantau hak asasi manusia (HAM) PBB telah mengonfirmasi 102 warga sipil tewas dan 304 lainnya terluka di Ukraina.
Selain itu, lebih dari setengah juta warga telah mengungsi dari Ukraina sejak Rusia meluncurkan invasi skala penuh.
Mayoritas warga Ukraina itu mengungsi ke negara tetangga, Polandia.
Sumber: CNN International