WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal -Puluhan anak kecil berbondong bondong menuju rumah berdinding kayu yang tampak sederhana. Usai sholat Magrib mereka lantas masuk ke ruang tengah dengan mengucap salam kepada guru lalu duduk bersila sembari membuka lembaran Al Quran yang mereka bawa masing-masing.
Mereka mengaji dengan bimbingan Ustadz Yusuf Nasution (32) yang duduk di tempat tidur kamar kecil rumahnya di Desa Tanjung Jae, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Tampak di dalam kamar seorang anak laki laki sedang dibimbing Ustadz Yusuf sedangkan murid yang lain terlihat khusuk menghapal bacaan di ruangan yang terilhat sangat sederhana.
Apa yang dilakukan Ustadz Yusuf ini terasa mengharukan, walau dalam keadaan sakit ia tetap mengajar ngaji anak-anak tetangganya meskipun kondisi tubuhnya dalam keadaan mengidap penyakit.
Ustadz Yusuf menceritakan, meski sakit sudah bertahun tahun dan tak kunjung sembuh, dirinya tetap bersemangat mengajar mengaji anak anak yang ada di desanya.
“Penyakit tidak diketahui jenisnya ini sudah berlangsung sekitar lima tahun, pengobatan sudah diupayakan sedaya mampu oleh keluarga namun belum juga sembuh. Meski hanya bisa terbaring dan sesekali duduk, sedikit demi sedikit saya tetap berusaha untuk bisa mengajar mengaji anak anak tetangga,” Yusuf kepada awak media, Selasa (30/8/2022) malam.
Yusup tampak tegar, tak tampak sedikit pun raut memelas di wajahnya. Karena bagi dia, takdir adalah sesuatu yang mutlak, dia bisa berdamai dengan nasib yang membuatnya harus menjalani peran sebagai guru ngaji di rumah berdinding kayu miliknya.
“Walau kesehatan belum berpihak kepada kita, sebisa mungkin lakukanlah apa yang bisa kita dilakukan. Pesan guru saya, teruslah berbuat baik, mengajar mengaji hanya ini yang sebisa aku lakukan,” tuturnya.
Sementara, menurut penuturan salah satu warga setempat mengatakan, ustadz Yusuf Nasution memang sudah cukup lama mengajar anak-anak mengaji di kampungnya.
“Murid ustadz Yusuf saat ini ada sekitar 25 orang. Tidak ada biaya tetap yang dibebankan terhadap anak didiknya. Kalaupun ada biaya, tergantung kemampuan dan keikhlasan murid untuk memberikan sekali dalam seminggunya,” beber Mansur warga setempat.
Sosok ustadz Yusuf Nasution tinggal di rumah berdinding kayu bersama istri dan anak semata wayangnya. Bisa dikatakan, Yusup adalah guru isnpiratif yang hidup dengan kesederhanaan dan selalu mengutamakan kebaikan. Meski ia hidup dengan segala keterbatasan yang dimiliki.
Informasi yang dihimpun, sejak ustadz Yusuf mengidap penyakit istrinya berinisiatif mencari usaha tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
: Tetap semangat ustadz, percayalah, bahwa berbagai kebaikan akan selalu menyertaimu dan keluarga. (Syahren)