WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Najamuddin pengepul Manggis segar asal Desa Parmompang, Kecamatan Panyabungan timur, Kabupaten Mandailing Natal ini mengirim buah Manggis Madina Eksport ke China sebanyak 7 ton perhari.
Buah manggis segar ini diekspor ke luar negeri terkhusus negeri china setiap pengirimannya melalui provinsi sumatera barat, “ujar Najamuddin Sabtu,17/9/2022.
Menurutnya, ekspor ini kembali berjalan setelah beberapa penerbangan langsung ke negara tujuan ekspor dibuka, hal ini menjadi angin segar Ekspor komoditas pertanian, khususnya para petani Manggis di kabupaten Mandailing Natal.
“ekspor buah segar manggis ini sudah mulai berjalan selama tiga minggu, rata rata pengiriman manggis 3 sampai 5 ton, bahkan dalam satu minggu terakhir ini 7 ton manggis perharinya dapat kita kirim melalui Sumbar menuju Negara China, “ujarnya di gudang sortir lintas timur Panyabungan.
Untuk Sampai saat ini, permintaan Manggis dari Mandailing Natal dan juga dari Tapanuli Selatan ke negeri tirai bambu tersebut terus meningkat.
“Saat ini harga beli Manggis dari petani sekitar 17 ribu perkilonya, sebelumnya sempat naik mencapai 40 ribu hingga 70 ribu rupiah, “sebutnya.
Dijelaskan, Manggis dari Mandailing Natal dan tapsel sekitarnya punya peminatnya sendiri di pasar China, hal ini dikarenakan buah manggis dari dua wilayah ini memiliki daging yang lebih empuk dan tidak lembek serta tampilan luarnya lebih cantik.
“Sekarang musim panen manggis sudah mulai dari wilayah Panyabungan Timur, dan Kecamatan Kotanopan sementara untuk wilayah Siabu sudah mulai habis, saya optimis setelah adanya pembukaan ekspor ke negeri tirai bambu ini, ekspor manggis Madina terus melonjak, “terang pengepul Manggis yang memiliki 11 Karyawan ini.
Sementara Dedi Supriadi menuturkan, buah manggis yang akan dikirim ke negeri China, sebelumnya harus di sortir dulu dengan baik, kita harus perhatikan satu persatu terutama pada kulit dan gestur serta kualitasnya agar pasar bisa terus berkelanjutan.
“Manggis yang berkualitas kulitnya tidak berbintik atau berkarat dan buahnya agak besar, komoditi yang kita beli dari petani ini di sortir dulu lalu dimasukkan ke peti kemasan dan selanjutnya pengiriman barang, kualitas super nantinya bagian untuk dikonsumsi dan yang kurang bagus masuk ke pasar lokal, “ujar pria asal Sukabumi ini.
(Syahren)