‘Gugat’ CSR Perusahaan Bergema di Pantai Barat

Siswa pengguna jalan Banjar Aur - Batahan, sepeda motor yang dikendarainya terjebak dalam lumpur, dan mantan wakil ketua DPRD provsu H.A Yasyir Ridho loebis, fhoto : istimewa.
Siswa pengguna jalan Banjar Aur - Batahan, sepeda motor yang dikendarainya terjebak dalam lumpur, dan mantan wakil ketua DPRD provsu H.A Yasyir Ridho loebis, fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Mencuat semacam ‘gugatan’, sejauh mana tanggungjawab sosial perusahaan di Pantai Barat. Gugatan pun makin bergema.

“Bagaimana kontribusi perusahaan kepada masyarakat di Pantai Barat? Apa yang mereka perbuat untuk masyarakat sekitar, setelah bertahun-tahun mengeruk keuntungan bumi Pantai Barat,” ujar H. A. Yasyir Ridho Loebis, SH, ST, MSP.

Pernyataan ‘menggugat’ ini disampaikan mantan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara menjawab awak media melalui sambungan telepon seluler, Rabu (14/12/2022) malam.

Tanggungjawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), adalah suatu konsep sosial, yang harus dimiliki perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga harus memiliki tanggungjawab terhadap masyarakat, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek kegiatan perusahaan.

“Nah, pertanyaannya, dampak sosial apa yang sudah mereka lakukan? Apa yang sudah mereka berikan kepada masyarakat melalui dana CSR mereka miliki dan wajib diberikan kepada masyarakat…?,” ujarnya.

Sejatinya, lanjut Yasyir Ridho, perusahaan harus memprioritaskan masyarakat di lingkungan tempat usahanya berada sebagai tempat menyalurkan CSR-nya, sehingga keberadaan perusahaan itu membawa kemaslahatan bagi warga sekitar.

“Pertanyaanya, adakah CSR itu disalurkan? Kemana CSR itu tersalur,,,? Kenapa mayarakat Pantai Barat sepertinya tidak merasakan adanya manfaat dari CSR itu, atau lebih parah lagi sepertinya tidak merasakan adanya manfaat dari begitu banyaknya perusahan terhadap pembangunan masyarakat, baik secara fisik maupun SDM-nya,” ujar politisi Partai Golkar.

Read More

Putra Pantai Barat ini mengaku miris melihat kondisi masyarakat saat ini, termasuk jalan dibiarkan tak terurus.

“Coba tanya, masyarakat butuh kah mereka terhadap jalan itu???? Kalau tidak butuh, itu jadi mubazir. Kan Lebih baik jalan-jalan yang tidak dibutuhkan masyarakat dijadikan sawah atau kebun untuk masyarakat, “ujarnya.

Yasyir Ridho Loebis mengungkapkan, kalaulah jalan itu sebenarnya sangat dibutuhkan masyarakat!!! “Kenapa tidak dijadikan prioritas?”

“Soal pemekaran Pantai Barat, saya setuju banget. Tujuan pemekaran, seharusnya dalam rangka menyejahterahkan masyarakat, sekaligus memotong jarak atau lebih mendekatkan pemerintah untuk melayani masyarakatnya. Jadi, apa lagi?” ujar Yasyir Ridho Loebis.

(Syahren)