Ini Efek Terlalu Lama Membiarkan Gigi Berlubang

(Foto : Ilustrasi)

WARTAMANDAILING.COMSebuah senyuman kadang menipu. Barisan gigi depan terlihat putih rapi dan senyum pun kian menawan. Namun, senyuman tersebut tidak akan menyembunyikan rasa sakit karena gigi berlubang.

Apakah Anda salah satu yang membiarkan gigi berlubang? Minum obat pereda nyeri mungkin membantu. Namun, efek dari membiarkan gigi berlubang itu tak main-main. Mengapa Anda diminta berhati-hati dengan masalah gigi tersebut?

Menurut drg. Wiena Manggala Putri, gigi berlubang bermula dari lapisan luar permukaan gigi (lapisan enamel) yang rusak permanen dan berkembang menjadi lubang kecil.

“Hal ini disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor, seperti adanya bakteri yang terdapat di dalam mulut, makanan atau minuman manis, dan tidak menjaga kebersihan gigi,” jelasnya.

Kendati begitu, kondisi mulut yang kering dan kurangnya asupan fluoride juga meningkatkan risiko terjadinya lubang di gigi.

Kandungan dalam air liur dapat membantu mencegah kerusakan gigi dengan cara membersihkan makanan dan plak dari gigi. Bahkan, air liur pun mampu memerangi asam yang diproduksi bakteri.

Apabila mulut kekurangan air liur dan menjadi kering, maka kondisi yang kerap disebut gigi bolong ini lebih mungkin terjadi.

Read More

Terkait kekurangan fluoride, biasanya hal itu dipicu oleh jarangnya Anda menggosok gigi dengan pasta gigi ber-fluoride atau berkumur dengan obat kumur. Bila asupannya kurang, kerusakan gigi akan lebih mudah terbentuk.

Pastinya, yang paling mengganggu dari gigi berlubang adalah rasa nyeri yang ditimbulkannya. Alhasil, sebagian besar orang hanya mengatasinya dengan minum obat pereda nyeri.

Jika cara seperti itu terus dilakukan dan akar masalahnya tidak diatasi, gigi yang berlubang akan semakin melemah seiring berjalannya waktu.

Gigi yang melemah bila dipakai mengunyah terus-menerus bisa membuatnya patah atau retak. Lubang pun akan semakin dalam. Saat lubang telah mencapai saraf gigi, itulah momen di mana Anda akan merasakan nyeri yang luar biasa!

Memang, rasa nyeri itu suatu saat akan menghilang saat saraf sudah terlanjur mati. Kendati begitu, proses pengeroposan gigi tidak akan berhenti. Jaringan yang sudah mati pun akan melemahkan sistem imunitas. Ujung-ujungnya, Anda bisa terkena infeksi.

drg. Arni Maharani pernah mengatakan bahwa infeksi yang menjalar sampai pada jaringan di bawah gigi akan menimbulkan abses berisi nanah.

“Abses bisa menyebar terutama pada pasien dengan daya tahan tubuh yang lemah. Timbulnya abses ini akan menyebabkan pembengkakan di daerah sekitar gigi hingga daerah wajah dan leher. Nanah dari abses juga dapat tembus sampai ke pipi,” ungkap drg. Arni.

Kondisi yang paling parah disebut dengan istilah Ludwig’s angina, di mana abses telah menyebar pada rongga sekitar wajah dan terjadi pembengkakan yang cepat.

Penderitanya pun akan merasakan gejala-gejala seperti berikut ini.

  • Demam.
  • Lemas.
  • Rasa sakit.
  • Lidah bengkak.
  • Pembengkakan, sakit, dan kemerahan pada leher.
  • Kesulitan menelan dan bernapas.

Dalam kondisi-kondisi di atas, penderita harus segera ditangani oleh dokter karena bisa berdampak fatal bahkan menyebabkan kematian.

Tindakan medis yang diberikan dokter gigi sangat bergantung pada sebesar dan sedalam apa kerusakan pada jaringan gigi.

Lubang pada lapisan email (lapisan terluar gigi) dan dentin, baik yang sudah terdapat keluhan ngilu atau belum, akan memerlukan penambalan (dengan bahan tambal menggunakan sinar maupun bahan tambal glass ionomer).

Pemilihan jenis bahan tambal ini tergantung pula dari jenis gigi, luas, dan dalamnya lubang yang terjadi pada gigi.

Bila lubang pada gigi telah mencapai lapisan dentin di bawah email dan tidak dirawat dengan baik, lubang akan mencapai kamar saraf gigi.

Ketika kamar saraf gigi “bocor” akibat lubang, kerusakan pada gigi tersebut tidak dapat langsung ditambal, tetapi membutuhkan perawatan saluran akar terlebih dahulu.

Setelah itu, barulah bisa dilakukan penutupan lubang pada gigi tersebut. Perawatan ini biasanya dilakukan dengan menggunakan tambalan yang dibuat di laboratorium, yaitu inlay atau dengan menggunakan crown alias mahkota gigi.

Kini, Anda sudah tahu kan efek yang diakibatkan bila membiarkan gigi berlubang terlalu lama? Percayalah, obat pereda nyeri bukan solusi untuk gigi berlubang. Begitu pula dengan teknik-teknik hoax yang beredar di internet. Cukup andalkan dokter gigi dan percayakan pengobatan tersebut kepadanya.

Sumber: klikdokter