WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Keluarga Bunga (bukan nama sebenarnya) gadis berusia 17 warga Desa Singkuang I, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal ini menjadi korban pencabulan tetangganya sendiri di tegah saat jalan menuju sekolah.
Tidak puas sampai disitu, oknum pelaku kembali melakukan aksi bejatnya yang ke dua kalinya di kamar bunga sendiri, sebelum melakukan aksinya oknum pelaku mengancam anak perempuan yang duduk dibangku kelas 3 SMP ini dengan pisau.
“Pertama, Pertengahan bulan 4 tahun 2022, anak saya dicabuli di tengah perjalanan menuju sekolah, kedua kalinya ahir bulan 4 di kamar putri saya, oknum pelaku masuk dari pintu belakang, setiba di kamar, pelaku langsung mengancam anak saya dengan pisau, kau jangan berteriak, ku bunuh kau nanti, seterusnya dia melakukan aksi bejatnya.”ujar putrinya yang dijelaskan ayah korban kepada Warta Mandailing lewat sambungan telepon, Jumat (2/6/2023)
Ayah Korban Sony Tehe Lase menceritakan, dirinya telah melaporkan AN alias AF terduga pelaku pencabulan ke Polres Madina dan melaporkan keluarga oknum pelaku atas dugaan kasus penganiayaan terhadap keluarganya.
“Dugaan pencabulan ini saya laporkan pada tanggal 22/7/202 ke Polres Madina, terduga pelaku saat ini sudah ditetapkan pihak kepolisian DPO, sementara kasus penganiayaan yang saya laporkan masih tahap pengembangan pihak kepolisian.”urainya.
Meski sudah melaporkan atas dugaan pelecehan dan penganiayaan tersebut ke pihak kepolisian, keluarga dan orang suruhan terduga pelaku terus mengintai bahkan mengancam keluarga korban hingga kini mereka tidak bisa nyaman tinggal di desa sampai sekarang.
“Tiap malam kami diintai, rumah dikelilingi dilempari dan di takut-takuti hingga kami tidak bisa beraktivitas beberapa bulan terakhir ini.”ujar Sony.
Lanjut, Sony mengatakan, pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus yang menimpa keluarganya, mereka dihantui ketakutan selama tersangka pelaku pencabulan dan oknum pelaku penganiayaan belum bisa amankan oleh polisi.
“Saya bertahan di rumah, takut terjadi apa-apa sama anak dan istri kalau saya pergi dari rumah, kami tak bisa mencari nafkah, anak-anak juga sudah beberapa bulan tidak bisa masuk sekolah, karena dihantui ketakutan dari oknum keluarga pelaku di kampung ini.”jelas Sony.
Sementara, Yarni istri Sony berharap dan meminta pihak kepolisian untuk serius menangani kasus pencabulan dan penganiayaan yang dialami anak dan keluarganya, sebab mereka saat ini merasa tertekan dan ketakutan.
“Selamat sore Pak Presiden, Pak Kapolri, Pak Kapolda Sumatera Utara, Pak Kapolres Madina, Kami memohon perhatian bapak-bapak atas kasus pencabulan, penganiayaan yang dialami keluarga kami, kami diancam dibunuh sekeluarga oleh oknum pelaku dan keluarganya.”ujar Yarni dalam rekaman video yang diterima Warta Mandailing.
Lanjut, Kata Yarni, anak kami mulai dari bulan Maret 2023 tidak pernah lagi mau berangkat ke sekolah karena takut dan trauma atas perlakuan terduga pelaku dan oknum keluarga pelaku.
“Jadi sampai sekarang nggak sekolah anak-anakku, kami susah mendapatkan makanan karena nggak kerja dan takut keluar rumah, kata si pelaku dimana pun kami dijumpai akan dibunuh, mohon lindungi kami pak polisi.”ujar Yarni ibu empat anak ini.
Terpisah, Kapolsek Muara Batang Gadis AKP Budi Sihombing yang dikonfirmasi awak media lewat pesan tertulis WhatsApp menyampaikan, “Perkara ini sedang ditangani Satreskrim Polres Madina.”ujar Kapolsek. (Syahren)