Penderita Tumor Asal Madina yang Berobat di RS Unand Padang ini Butuh Bantuan

Siti Khoirunnisah (27) warga Kelurahan Pidoli Dolok, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, ibu empat anak pengidap tumor ganas dibagian anus ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Unand Padang, Sabtu (5/8/2023) fhoto : Istimewa.
Siti Khoirunnisah (27) warga Kelurahan Pidoli Dolok, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, ibu empat anak pengidap tumor ganas dibagian anus ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Unand Padang, Sabtu (5/8/2023) fhoto : Istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Miris benar nasib yang dialami oleh Siti Khoirunnisah (27) warga Kelurahan Pidoli Dolok, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, ibu empat anak pengidap tumor ganas dibagian anus ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Unand Padang.

Keluarganya tidak bisa berbuat banyak untuk bisa membantu biaya pengobatan Siti Khoirunnisah di Rumah Sakit Sumbar itu, Siti mengaku, satu bungkus nasi dibagi dua bersama suami karena tak punya uang lagi.

“Siti Khoirunnisah menderita tumor ganas dibagian anus, keluarga miskin ini sedang berada di rumah sakit unan padang untuk melakukan pemeriksaan, saat ini mereka tak punya uang, sedih tak bisa membatu, kasihan dengan mereka satu bungkus nasi dibagi dua, “ujar Yasip kakak iparnya kepada Warta Mandailing, Sabtu (5/8/2023).

Yasip menceritakan, munculnya penyakit yang diderita Siti Khoirunnisah ini beberapa bulan yang lalu, penyakit ini harus segera ditangani namun kemampuan membatu biaya pengobatan dari keluarga sangat terbatas.

“Kami berharap ada donatur yang bisa membantu adek ipar kami dalam proses pengobatan karena kami pihak keluarga tidak punya apa-apa untuk bisa membantunya, “ujar Yasip.

Saat Media Warta Mandailing mencoba menghubungi Siti Khoirunnisah lewat sambungan telepon, Siti menceritakan, penyakit yang dideritanya adalah Tumor rectum distal infliltrasi anus, kini sudah dilakukan kemoterapi sebanyak 2 kali di rumah sakit unan Padang.

“23 kali lagi melakukan kemoterapi baru masuk tahap operasi, ini baru 2 kali kemoterapi, sementara kami disini sudah tiga minggu, “ujarnya lewat sambungan video call.

Read More

“Tolong bantu kami bang, suami saya hanya supir angkot ia sudah lama tak bekerja karena ikut mendampingi, biaya makan dan transport dari penginapan ke rumah sakit ini cukup mahal, “ujarnya dengan nada meringis kesakitan. (Has)