WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Warga Desa Sopo Sorik, Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) berkeluh kesah soal kehidupan yang mereka alami selama ini.
Keluhan yang mereka sampaikan salah satunya terkait jaringan listrik yang hingga kini belum terpasang, mereka menyebut walaupun Indonesia sudah merdeka 78 tahun, hidup warga di desa itu masih gelap gulita.
Setidaknya ada 30 kepala keluarga (KK) dan jumlah penduduk sekitar 85 jiwa yang tinggal di kampung tua di wilayah kota perjuangan itu luput dari perhatian pemerintah daerah.
“Warga Desa Sopo Sorik, masih hidup dalam gelap gulita, listrik belum ada, padahal desa ini sudah ada sebelum Indonesia merdeka, “ujar Arfan Ardi Lubis ketua Umum Ikatan Mahasiswa Peduli Rakyat Indonesia kepada Warta Mandailing, Sabtu (2/9/2023)
“Disini warga hanya mengandalkan mesin diesel untuk penerangan pada malam hari, itupun terbatas dengan biaya bahan bakar minyak hanya bisa menyala selama 4 jam setiap harinya, “ujar Arfan yang mengaku baru pulang berkunjung dari desa di pedalaman ini.
Lanjut, Arfan Ardi Lubis, dengan melihat secara langsung kehidupan masyarakat warga Desa Sopo Sorik, Kecamatan Kotanopan, kabupaten Mandailing natal, Indonesia merdeka sejauh ini terus terang warga belum pernah mendapatkan pemasangan jaringan listrik terang terus dari arus PLN itu.
“Padahal jarak desa dengan tonggak terakhir PLN hanya sekitar 3 KM, warga desa sudah lama mengharapkan pemasangan jaringan listrik ini, “ujarnya.
Selain jaringan listrik, kondisi jalan dan jembatan menuju desa ini hanya bisa dilalui kendaraan roda dua dan pelayanan kesehatan (Bidan Desa) juga tidak ada sama sekali di desa.
“Pasilitas dan pelayanan di desa ini sudah sepantasnya di perhatikan pemerintah kabupaten Mandailing natal, “imbuhnya.
Ikatan Mahasiswa Peduli Rakyat Indonesia (IMPRI) berharap, kepada pemerintah kabupaten Mandailing natal supaya memperhatikan desa tersebut karena sekitar 30 kepala keluarga yang tinggal disana juga bahagian dari kabupaten Mandailing natal.
“Apa kita tidak malu kepada daerah lain melihat kondisi desa ini yang belum menikmati hak dasarnya sebagai rakyat Indonesia, “tutup Arfan Ardi Lubis ketua Umum Ikatan Mahasiswa Peduli Rakyat Indonesia ini. (Has)