Jon Sujani Pasaribu: “Mari Jadikan Poda Na Lima Jargonnya Tabagsel”

Jon Sujani Pasaribu

WARTAMANDAILING.COM, Padangsidimpuan – Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, budaya kearifan lokal sedikit demi sedikit tergerus oleh wakktu. Dan hal itu tentu akan menghilangkan jati diri satu derah ataupun khas petuah para leluhur dalam bersosialisasi dan bermasyarakat pada daerah itu sendiri.

Meski demikian, Jon Sujani Pasaribu, putera asli Tapanuli Selatan (Sumut), yang lahir di Padangsidimpuan (sumut) Tahun 1966 itu berkeinginan kuat mengingatkan kembali petuah leluhur Tapanuli Selatan yang berupa sebuah nasehat dari leluhur masyarakat Tapanuli Selatan yang disebut dengan “Poda Na Lima”.

Poda, dalam bahasa Batak berarti nasihat yang dalam sekali maknanya. Poda semestinya disampaikan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Poda na lima jika diartikan berarti 5 nasihat.

Jon menyebut bahwa “Poda Na Lima” merupakan nasihat turun-temurun dari para leluhur Batak dan selalu dituliskan atau dituturkan secara berurutan dengan kalimat memerintah atau menyuruh.

“Kelima nasihat ini, diawali dengan kata ‘Paias’, yang artinya bersihkan, tentu memiliki makna sangat dalam jika kita bisa praktekan dalam kehidupan bermasyarakat dan pastinya dalam bersosilasasi antara individu yang satu dengan yang lain akan menciptakan suasana yang harmonis dan nyaman,” ucap Jon saat berdiskusi bersama awak media, Kamis (7/9/2023) di salah satu Coffe Shop Padangsidimpuan.

Bagi Jon, sesuai nilai-nilai dari “PODA NALiMA”, itu sangat menjunjung tinggi persaudaraan yang baginya persaudaraan adalah segala-galanya.

Jon yang malang melintang selama selama 30 tahun lebih berkarier di Jakarta dalam dunia perbankan ini, merasa mempunyai hutang moral untuk membumikan kembali “Poda Na Lima” di Tabagsel yang meliputi (Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Padang Lawas Utara, Kab. Padang Lawas, Kab. Mandailing Natal dan Kota Padangsidimpuan).

Read More

Jon, termotivasi untuk mengingatkan petuah “Poda Na Lima” itu dilatarbelakangi oleh nasehat dari pada guru – gurunya yang menyebut “sebaik – baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi orang lain”.

Dengan demikian Jon yang sudah mantap akan keinginannya kembali ke kampung halaman untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat agar mengingat Poda Na Lima dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari – hari.

Adapun bunyi dari pada Poda Na Lima itu yakni;

  1. Paias Rohamu (bersihkan Hatimu/Jiwa),
  2. Paias Pamatangmu (bersihkan Badanmu),
  3. Paias Parabitonmu (bersihkan pakaianmu),
  4. Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu), dan
  5. Paias Pakaranganmu (bersihkan lingkunganmu).

Selain itu Jon juga berharap kedepannya Poda Na Lima tersebut dapat menjadi jargonnya bumi Tabagsel yang berupa “Salam Poda Nalima”.

“Saya berharap apa yang saya lakukan ini setelah kita ingatkan kembali Poda Na Lima itu dan masyarakat mulai mempraktekan nasihat para pendahulu Tapanuli Selatan agar dapat menjadi sebuah jargonnya Tapanuli Bagian Selatan seperti (Salam Poda Nalima)”, Tutup Jon mengakhiri diskusi. (MN)