WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Pekerjaan proyek jaringan irigasi perkumpulan petani pengguna air (P3A) yang ada di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal diduga kuat dikuasai oleh keluarga kepala desa setempat. Pelaksanaan lima proyek P3A-TGAI di desa ini diduga menyimpan sejuta perencanaan jahat.
Dugaan tersebut diketahui setelah wartawan beberapa kali melakukan investasi kegiatan dan hasilnya mengejutkan karena ketemu dengan desain bangunan bak ular sawah kelaparan yang diduga cenderung dikerjakan asal jadi.
![](https://i0.wp.com/wartamandailing.com/wp-content/uploads/2025/01/IMG_20250105_124916.jpg?resize=1140%2C618&ssl=1)
Pondasi menggantung dan retak.
Pelaksanaan kerja kontruksi bangunan jaringan irigasi P3A Hutarimbaru diduga tidak sesuai dengan perencanaan nya, pasalnya pada bagian pasangan batu pondasi irigasi sebagian disandarkan di pohon kelapa tanpa digali pohon tersebut.
Kemudian lantai belum dicor, sementara dinding sebagian sudah di plester, Selain itu, dibeberapa titik pondasi ditemukan bangunan retak, menggantung dan bahkan ada yang jebol.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun dilapangkan dari lima titik proyek P3A di Desa Hutarimbaru itu diketahui setiap kelompok di ketuai saudara dari keluarga kepala desa setempat, Sabtu (4/1/2024).
![](https://i0.wp.com/wartamandailing.com/wp-content/uploads/2025/01/IMG_20250105_125022.jpg?resize=1140%2C633&ssl=1)
Bangunan disandarkan di akar kelapa tanpa digali pohon tersebut.
Sebelumnya, salah satu orang yang mengaku koordinator kegiatan P3A Hutarimbaru saat menemui wartawan di taman kota Panyabungan menyampaikan bahwa lima kegiatan tersebut adalah swakelola kelompok tani setempat.
“Iya ada lima paket kegiatan P3A di Desa Hutarimbaru, pekerjaan itu swakelola dan saya adalah kordinator kegiatan yang juga merupakan adik dari kepala desa, “ujar Emran.
“Dua dari proyek itu dikerjakan tukangnya dari dari luar desa, karena di desa kekurangan tukang dan pengelolaan proyek ini kepada desa juga ikut terlibat, “tuturnya.
“Masa pekerjaan proyek ini belum bisa dikatakan terlambat, soalnya masa ahir pengerjaan ini jatuh pada tanggal 12 Januari 2025 nanti meskipun sudah berganti tahun, “ucap kordinator pendamping ini.
Diwaktu yang berbeda Emran yang dihubungi melalui aplikasi WhatsApp komfirmasi pesan tertulis ke nomor pribadinya oleh wartawan, Sabtu (4/1/2024) siang.
Adapun komfirmasi yang disampaikan yakni : sebelumnya saudara mengatakan bahwa saudara adalah koordinator dari kegiatan P3A di Desa Hutarimbaru.
Pertanyaan kami, 1. apa saja nama kelompok dari 5 kelompok P3A di Desa Hutarimbaru. Siapa, ketua kelompok, sekretaris dan bendahara?.
- Pencairan dana melalui rekening kelompok, lalu selanjutnya dana itu diserahkan ke siapa?.
- siapa yang membeli barang dan memberikan gaji para pekerja?.
- Kalau memang benar itu swakelola, kenapa dua dari lima kelompok P3A di Desa Hutarimbaru dikerjakan oleh orang luar desa bukan masyarakat petani setempat.
- Lima titik pekerjaan, untuk setiap titik bangunan ada berapa panjangnya?.
![](https://i0.wp.com/wartamandailing.com/wp-content/uploads/2025/01/Picsart_25-01-05_12-46-49-061.jpg?resize=1140%2C637&ssl=1)
Hingga berita ini diterbitkan belum mendapat tanggapan dari koordinator kegiatan, hal yang sama juga dengan Kepala Desa Hutarimbaru yang dikonfirmasi dengan sejumlah pertanyaan lewat pesan WhatsApp juga tidak memberikan tanggapan sampai berita ini diturunkan. (Has)