WARTAMANDAILING.COM, Amerika Serikat – Jatuhnya pesawat Ukraina di dekat Bandara Internasional Imam Khomeini di Teheran kemungkinan disebabkan oleh rudal Iran yang salah sasaran. Demikian laporan media Amerika Serikat, CBS News, yang mengutip pernyataan beberapa pejabat intelijen setempat.
Pesawat jenis Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Maskapai Internasional Ukraina itu jatuh sesaat setelah tinggal landas pada Rabu (8/1/2020) pagi.
Berdasarkan laporan awal, ada 180 penumpang dan kru yang semuanya tewas. Namun, informasi terbaru menyebut jumlah total korban adalah 176 orang.
1. Intelijen Amerika Serikat menemukan indikasi adanya rudal yang diluncurkan dari Teheran
Keyakinan tersebut muncul setelah intelijen Amerika Serikat mengaku menangkap sinyal dari radar serta satelit yang mendeteksi adanya dua rudal yang diluncurkan dari Iran. Ini terjadi hanya beberapa saat sebelum pesawat tersebut meledak dan jatuh.
Sejumlah pejabat Federal Amerika Serikat juga dilaporkan telah mendapatkan informasi ini pada Kamis (9/1). Menurut salah satu sumber intelijen, di sekitar lokasi jatuhnya pesawat juga ditemukan beberapa komponen rudal yang semakin menguatkan kecurigaan itu.
2. Donald Trump mengaku “curiga” ada yang aneh
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengaku “punya kecurigaan” tentang penyebab jatuhnya pesawat Ukraina itu. Insiden tersebut terjadi di hari yang sama dengan serangan rudal Iran ke pangkalan militer Irak di Al Asad yang dihuni oleh tentara koalisi yang dipimpin Amerika Serikat.
Hanya saja, Trump tak menjelaskan kecurigaannya lebih lanjut. “Ini adalah sesuatu yang tragis, tapi bisa saja seseorang di sisi seberang membuat kesalahan,” ujarnya kepada pers di Gedung Putih. “Pesawat itu terbang di lingkungan yang cukup berbahaya, dan seseorang bisa saja melakukan kesalahan.”
3. Iran membantah ada rudal salah sasaran
Setelah laporan itu muncul, CBS News mengabarkan bahwa kepala otoritas penerbangan Iran membantah ada rudal salah sasaran yang membuat pesawat itu jatuh dan menewaskan semua orang di dalamnya.
Sebuah situs yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyebut laporan intelijen Amerika Serikat itu sebagai sebuah konspirasi yang dibuat oleh musuh-musuh Iran.(wm/idntimes.com)