WARTAMANDAILING.COM, Padangsidimpuan – Walikota Padangsidimpuan, Irsan Efendi Nasution, SH meninjau kembali lokasi perkuburan khusus Covid -19 di Kelurahan Silandit sekaligus menggelar pertemuan dengan sejumlah warga Silandit dan Aek Bayur guna menindaklanjuti terkait aksi keberatan lokasi perkuburan tersebut pada Senin 31 Agustus 2020 kemarin.
Walikota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution bersama Kapolres AKBP Juliani Prihartini dan Dandim 0212/TS Letkol Inf Rooy Chandra beserta tim Gugus Tugas Covid 19 yakni Wadir RSUD Padangsidimpuan Parlindungan Pasaribu dan Camat Padangsidimpuan Selatan Rudi Pulungan melakukan Peninjauan/Survey ke lokasi perkuburan khusus Covid-19.
Walikota Padangsidimpuan Irsan Efendi Nasution pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa pertimbangan pemerintah menetapkan tempat ini sebagai perkuburan khusus covid-19 sudah melalui kajian.
DIjelaskan Irsan, Gugus tugas telah melakukan sesuai dengan regulasi yang ada, bekerja melalui pertimbangan dan kordinasi dan perundangan serta pertimbangan yang cukup matang. Dikatakannya, lokasi objek diukur dengan meter bukan tenol, lahan sudah berada diujung, dan tidak memungkinkan untuk memindahkannya ke tempat lain.
Kata Irsan lagi, Pemerintah bertanggung jawab terhadap keputusan yang sudah diambil dengan komitmen harus mementingkan kepentingan umum untuk kepentingan yang lebih besar.
“Mohon kita pahami bahwa Pandemi Covid-19 ini bukan hanya tangung jawab pemerintah namun tanggung jawab kita semua. apa saja aspek yg menjadi keberatan kiranya dapat diuji melalui keilmuan,” tandasnya.
Terkait portal di jalan masuk juga akan dipasang, paling lama tiga hari ke depan sedangkan persoalan sumber air yang katanya ada diatas, Ia meminta kepada Dinas Lngkungan Hidup agar menyelidiki dan mengujinya.
Wakil Direktur RSUD Padangsidimpuan, Parlindungan Pasaribu pada kesempatan itu juga menjelaskan, prosedur pemulasaraan dan pemakaman jenazah suspek covid-19 sudah sesuai dengan SOP protokol kesehatan yang ada.
“Jenazah dibersihkan, lalu dibungkus plastik, kemudian dikafani, dibungkus plastik lagi. Kemudian dimasukkan ke kantong mayat. Di masukkan ke peti jenazah, lalu diplastiki lagi. Jadi sudah sangat ketat.
Semua petugas dari kamar jenazah sampai pemakaman tetap memakai APD, dan dilakukan penyemprotan sebelum dan sesudah pemakaman,” papar Parlindungan, Kamis (3/9/2020) siang.
Irfan Harahap yang mewakili warga juga menjelaskan bahwa apa yang menjadi keberatan mereka ialah terhadap kondisi perkuburan itu, yakni masalah pemakaman covid-19 yang berada di dekat pemukiman, banyak anak-anak yang sering bermain di sekitar lokasi pemakaman, dan adanya tempat pendidikan di sekitar lokasi pemakaman.
“Dan masalah sumber air yang berada di atas dekat pemakaman. Kami bukan untuk menekan pemerintah namun sifatnya mewakili masyarakat, dan apa yang menjadi keberatan sudah disampaikan secara tertulis,” tutur Irfan.(irpan/pb)