WARTAMANDAILING.COM, Padang Lawas Utara – Seorang bocah berusia 6 tahun berjenis kelamin laki-laki, menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) diduga dilakukan oleh ibu tirinya di Desa Sampuran Simarloting, Kecamatan Hulu Sihapas, Kabupaten Padanglawas Utara (Paluta). Korban berinisial RA mengalami luka lebam-lebam di sekujur tubuh penuh bekas cubitan dan pukulan benda tumpul di bagian kepala.
Kepala Desa Sampuran Simarloting, Indra Permana Hasibuan kepada wartawan menyebut, kasus tersebut sudah ditangani pihak kepolisian Polres Tapanuli Selatan (Tapsel). Menurutnya, peristiwa KDRT terhadap RA sudah berlangsung lama, melihat dari bekas luka pada tubuh bocah tersebut.
Indra menceritakan, awal mula terkuaknya kasus KDRT tersebut berkat laporan dari warga. RA ditemukan saat berada di perkebunan warga dengan kondisi sangat memprihatinkan kemudian warga langsung membawa bocah tersebut ke rumah warga yang menyelamatkan RA bernama Rahmad Sadoa Situmeang.
“Setelah bocah tersebut diamankan dan mendengar seluruh pengakuannya yang disiksa ibu tiri dan ayah kandungnya, kemudian saya beserta warga lainnya mendatangi rumah korban dan menangkap kedua orang tuanya untuk diserahkan ke pihak yang berwajib,” kata Indra kepada wartawan, Selasa (7/12/2021).
Indra mengungkapkan, pelaku dan korban sebenarnya adalah bukan warga desa Simarloting melainkan warga Kabupaten Padang Lawas (Palas) yang bekerja sebagai petani penyadap karet (pangguris) ke desa Simarloting. Menurut pengakuan warga yang bertetangga dengan pelaku, korban RA selama tinggal di rumah tempat tinggal mereka bekerja tidak pernah terlihat oleh warga.
“Selalu disembunyikan anak ini bang,” ungkap Indra menirukan keterangan warga tetangga pelaku.
Indra menambahkan, setelah warga menemukan RA ternyata ayah korban sudah dua hari mencari anaknya secara diam-diam tanpa melapor kepada pemerintahan desa kalau sedang kehilangan anak yang diduga agar terhindar dari sepengetahuan warga atas perbuatannya bersama istrinya.
“Jika kita mendengar pengakuan korban, sangat miris hati melihatnya. Sungguh biadab perlakuan orangtua nya kepada anak ini, untung saja semalam emosi warga masih bisa dikendalikan, kalau tidak kedua pelaku sudah diamuk massa,” pungkas Kepala Desa, Indra.
Saat ini RA berada dalam pengamanan warga. Menurut rekaman video yang diterima Warta Mandailing, korban lebih memilih tinggal bersama Rahmad Sadoa daripada bersama orangtuanya yang saat ini dalam pemeriksaan Polres Tapsel.
Rasa haru menyayat hati jika melihat kondisi RA, luka dibadan bahkan di kepala tidak terasa sakit lagi bagi RA karena merasa lepas dari siksaan orang tuanya. Wajah polos tanpa dosa, RA tetap menunjukkan senyuman bahagia kepada warga yang bertanya-tanya padanya. (Nas)