WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Pelaksanaan pembangunan Program PISEW (Program Integrasi Sosial Ekonomi Wilayah) Tahun Anggaran 2021 di Mandailing Natal (Madina) banyak yang amburadul dan juga pembangunannya diduga tidak sesuai standar seperti yang ditemui media ini di Kecamatan Panyabungan Selatan, tepatnya di Desa Roburan Lombang, Jumat (11/2/2022).
Diketahui bahwa program Pisew ini dicanangkan untuk menghapus kesenjangan antar wilayah, namun pelaksanaannya diduga tidak sesuai spesifikasi kontruksi dan keluar dari perencanaan kegiatan sebelumnya.
Sejumlah bukti dan hasil temuan media ini di lapangan menunjukkan bahwa kualitas pembangunan dana pisew yang merupakan jalan rabat beton yang merujuk ketidaksempurnaannya bangunan tersebut di sejumlah wilayah, salah satunya yang paling parah pembangunannya terjadi di desa Roburan Lombang.
Padahal seperti kita ketahui bahwa anggaran dana yang dikucurkan oleh pemerintah pusat begitu banyak, namun hasilnya begitu buruk dan bisa dipastikan pembangunannya amburadul dan asal asalan.
Dari hasil investigasi media ke lapangan, menunjukkan bahwa bangunan Pisew di desa Roburan Lombang sama sekali tidak layak pakai, pasalnya dari sekian banyak temuan investigasi awak media baru kali ini bangunan Pisew yang coran lantainya hanya 1cm, bukan hanya itu selain tidak memakai pondasi, campuran pasir dan semen juga diduga tidak sesuai standar bangunan, terbukti hanya dengan kepalan satu tangan coran betonnya sudah hancur.
Tak sampai disitu, banyaknya lantai rabat yang sudah rapuh akibat kekurangan semen, sehingga dengan mudahnya lantai tersebut terkelupas sampai terlihat pada tatanan tanah di bawahnya, padahal bangunannya umurnya baru 2 bulan setelah selesai pengerjaan.
Hal ini menjadi sebuah pertanyaan masyarakat banyak, khususnya warga yang berdomisili di desa tersebut, Mhd Nurdin Nst salah satu warga menyebutkan bahwa dana pisew ini jangan di korupsikan anggarannya karena ini kepentingan masyarakat banyak bukan pribadi.
“Sangatlah kita sayangkan karena pemerintah telah menggelontorkan dana besar untuk program ini, tentunya dengan dana sebesar Rp 600 juta ini bisa digunakan sebaik mungkin untuk pemberdayaan masyarakat banyak,” ucapnya.
Ia juga menambahkan sesuai dengan pertanyaan wartawan terkait ketebalan coran bangunan Pisew di desanya.
“Seharusnya coran rabat beton tersebut setebal 15 cm baru sesuai spesifikasi, namun disini coran lantainya hanya 1 cm, itupun hanya di titik awal yang corannya sesuai spesifikasi, namun di beberapa titik corannya hanya 1 sampai 5 cm.
Sementara Baharuddin selaku ketua BKAD setempat yang dihubungi awak media melalui sambungan telepon dan pesan lewat aplikasi WhatsApp belum memberikan komentarnya mengenai amburadulnya bangunan tersebut, hingga berita ini diturunkan Baharuddin masih memilih bungkam dari konfirmasi media.
Selain itu, menurut pengakuan sejumlah warga desa roburan lainnya, bahwa setelah pembangunan Pisew tersebut selesai, Baharuddin lebih memilih tidak menetap di desa tersebut, dan lebih jelasnya Baharuddin pindah alamat ke kelurahan lain di daerah panyabungan. (Syahren)