WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Dua ruangan kelas SD Negeri No 206 Muaratagor Desa Hutadangka Kecamatan Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal ditimpa pohon besar tiga tahun lalu, hingga kini kondisinya rusak parah dan belum ada tanda-tanda untuk diperbaiki.
Ruangan belajar tersebut sepertinya dibiarkan tanpa atap, menyebabkan kayu penopang keropos, dinding semen dan lantai ditumbuhi lumut, sehingga kedua ruangan itu tidak bisa dipergunakan untuk aktivitas belajar.
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber Minggu (12/3/2023), kerusakan kedua bangunan ruang kelas ini disebabkan tertimpa pohon tumbang tiga tahun lalu. Dampak kerusakan cukup parah, bagian atap semua rusak, sedangkan papan penopang atap sebagian masih ada. Begitu juga dengan kaca dan jendela juga rusak,sehingga tidak layak lagi dipergunakan untuk ruang belajar.
Yusnita Sari Batubara, salah seorang guru di SDN 206 ini yang dihubungi membenarkan rusaknya atap kedua ruangan ini akibat tertimpa pohon tiga tahun lalu. Untuk upaya perbaikan sudah mereka sampaikan kepada Pemkab Madina, namun hingga kini belum ada perbaikan.
“Upaya pengusulan untuk perbaikan kedua ruangan ini kepada Pemkab Madina sudah kami lakukan, namun sampai saat ini belum ada perbaikan. Karenanya, kami sangat berharap pemerintah daerah dapat secepatnya memperbaiki ruangan tersebut agar bisa dipergunakan sebagaimana biasanya.”ucapnya.
Hal senada disampaikan Kepala Desa Hutadangka M.Suadi Parinduri yang ditemui secara terpisah bahwa kondisi kedua ruangan sekolah SD Negeri No 206 Muaratagor Desa Hutadangka ini memang sudah tiga tahun mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon.
“Menurut keterangan Kepala Sekolah, kerusakan ini sudah beberapa kali diusulkan perbaikan, namun sampai sekarang belum ada tanggapan. Jadi kita berharap agar Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal segera memperbaiki ke dua ruangan belajar tersebut sehingga bisa kembali digunakan untuk proses belajar mengajar.”ujarnya.
Hasil Pantauan, kondisi kedua ruangan yang rusak ini memang tampak cukup parah. Satu ruangan atapnya tinggal sebagian, bahkan sebagian dinding yang terbuat dari semen sudah retak. Praktis, kalaupun ruangan ini nanti diperbaiki, kedua ruangan belajar ini harus di bongkar. Sebab, selama tiga tahun tanpa pelindung dari cuaca panas dan hujan mengakibatkan bangunan makin lapuk dan rusak parah. (M.Lubis)