Ikan Sungai Batang Gadis Masih Layak Dikonsumsi

tim BKIPM langsung mengambil sampel ikan jenis sulum dan aporas (Wadher) dari wilayah Desa Hutarimbaru-SM, Tombang Bustak.fhoto : M Lubis.
tim BKIPM langsung mengambil sampel ikan jenis sulum dan aporas (Wadher) dari wilayah Desa Hutarimbaru-SM, Tombang Bustak.fhoto : M Lubis.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Ikan yang selama ini diduga terkena penyakit di sungai Batang Gadis, utamanya di daerah Kotanopan Kabupaten Mandailing Natal masih layak untuk di konsumsi. Kemudian, binatang yang ada di perut ikan merupakan jenis parasit yang tidak menyebabkan zoonosis atau menyebabkan penyakit pada manusia.

Hal ini disampaikan Sahala Sianturi dari Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Medan-I ketika melakukan kunjungan langsung ke sungai Batang Gadis di Kotanopan terkait adanya suatu wabah yang menyerang ikan jenis sulum, aporas dan jurung di daerah tersebut.

Diketahui, Senin (6/3/2023) lalu, kunjungan tim dari BKIPM Medan-I Kualanamu itu didampingi Kadis Perikanan Mandailing Natal Syafaruddin bersama Kabid Perikanan Tangkap Ali Nafiah dan Kabid Perikanan Budidaya Naswan Efendi serta Camat Kotanopan Pangeran Hidayat.

Pada kunjungan itu, tim langsung mengambil sampel ikan jenis sulum dan aporas (Wadher) dari wilayah Desa Hutarimbaru-SM, Tombang Bustak.Tim juga langsung mendatangi sungai Batang Gadis di wilayah Saba Pasir Desa Sabadolok.

Dari sekian banyak jenis ikan yang dijadikan sampel, untuk jenis ikan Sulum dan Aporas memang ditemukan wabah yang menurut visual sementara di sebut farasit kutu kura-kura.

Binatang kecil yang berkaki banyak ini bersarang di usus atau di tempat telur ikan. Tandanya ikan jenis ini terkena penyakit, perutnya membesar tidak ubahnya seperti ikan bertelur dan bagian anus ikan memerah.

Sahala menjelaskan, dalam amatan secara visual, binatang yang ada di perut ikan jenis parasit atau jenis kutu. Melihat secara langsung jenis kutu ini sudah ada di alam, namun pihaknya akan membawa sample untuk di uji laboratorium agar diketahui apa penyebab sebenarnya, kenapa binatang kutu itu hanya menyerang ikan sulum dan jurung, kenapa tidak menyerang ikan mas maupun nila.

Read More

Menurutnya, untuk jenis ikan sulum dan jurung ini untuk dikonsumsi masyarakat tidak masalah atau tidak berbahaya, karena kalau dimasak diatas 100 derajat celcius, ini akan mematikan semua penyakit atau kuman yang ada ditubuh ikan itu.

“Jadi ikan layak untuk dikonsumsi dan kita sarankan untuk jangka pendek, setiap mengkonsumsi jenis ikan ini, agar bagian insang dan isi perut ikan dibuang saja. Tidak masalah untuk digoreng atau dibakar, tapi harus diusahakan masak dengan matang dalam kondisi air mendidih,” ucapnya.

Untuk sampel ikan yang dibawa ke Medan, Sahala menerangkan pengujiannya selama tujuh hari kerja. Dan diharapkan fenomena wabah yang menyerang ikan tersebut hanya sementara dan tidak berlanjut.

Sementara Kepala Dinas Perikanan Madina Syafaruddin menyampaikan bahwa pada tanggal 27 Februari 2023 lalu, pihaknya sudah melakukan kunjungan lapangan ke sungai Batang Gadis berada disekitaran Desa Hutabaringin Kecamatan Kotanopan.

Pada beberapa sampel ikan yang diambil, memang ditemukan adanya jenis parasit dalam usus ikan. Terkait dengan keberadaan parasit tersebut sebutnya, masih fenomena baru atau baru pertama kali terjadi di kawasan Kecamatan Kotanopan.

Menyikapi adanya keresahan masyarakat, Kadis menghimbau kalau memang harus mengkonsumsi ikan, bagian perut dan bagian insangnya harus dibersihkan dengan sebersih mungkin untuk menghindari hal-hal tidak diinginkan ketika ikan dikonsumsi.

“Seperti disampaikan oleh tim dari Balai Karantina Medan-I yang kita dampingi atau secara khusus datang ke lokasi ini untuk melihat secara langsung fenomena yang terjadi pada beberapa jenis ikan di sungai Batang Gadis di Kecamatan Kotanopan,” ujarnya.

Ia berharap ke depan, hasil uji lab Balai Karantina Kualanamu Medan secepatnya dapat disampaikan ke Dinas Perikanan Madina, sehingga dapat diketahui sebab musabab fenomena ini terjadi, sehingga secepat mungkin dapat dikendalikan hal-hal yang mungkin terjadi dengan kemungkinan munculnya fenomena tersebut.

Menjawab pertanyaan, jenis parasit yang ada didalam perut ikan, Kadis mengungkapkan secara visual adalah jenis kutu kura-kura.“ Yang jelas kita masih menunggu hasil lab dari Medan, sehingga diketahui apa penyebab sebenarnya,” tambahnya. (M.Lubis).