WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Tak pernah terbayangkan oleh bu Misna Lubis (50) warga Desa Malintang, Kecamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal jika perutnya yang selama ini semakin membesar bukan berisi janin melainkan tumor rahim yang sewaktu-waktu bisa membahayakan kehidupannya.
Diceritakan Misna, awalnya dia mengira ini hanyalah penyakit biasa, tapi setelah diperiksakan ke medis, “kata medis bahwa saya mengidap tumor rahim, “ujar Misna kepada Warta Mandailing, Senin (6-11-2023)
Dirinya tidak percaya begitu saja lalu dia mengambil keputusan untuk diperiksa ke dokter, dan akhirnya dokter pun menjelaskan dirinya terkena penyakit hiperplasia endometrium dengan sel-sel atipik.
Rasa sakit seperti disayat-sayat terus dirasakan oleh Misna Lubis, setiap kali penyakitnya kambuh ia hanya bisa menangis dan berdoa adalah satu-satunya yang bisa dilakukan bu Misna, ia tak memiliki biaya yang cukup untuk melakukan pengobatan ke rumah sakit.
Perutnya membesar dan keras dan itu mungkin akibat cairan yang senakin menumpuk, namun apa daya, karena tak punya uang untuk berobat bu Misna harus sabar menahan penderitaan ini.
“Jika kambuh sakitnya luar biasa, bahkan saya sering mengeluarkan darah, tolong bantu kami, keluarga kami tak punya uang untuk bisa menutupi kebutuhan makan bila berangkat berobat, “ujarnya.
Suaminya, Abdul Wahab Nasution menuturkan, istrinya sudah pernah melakukan pemeriksaan ke rumah sakit dr Pirngadi Medan dengan membawa surat rujukan dari rumah sakit umum Panyabungan 2019 lalu.
“Kata dokter prigadi Medan kami harus menunggu enam bulan lagi baru bisa dilakukan operasi, sejak pulang dari sana 2019 lalu hingga kini istri saya tidak pernah berobat lagi lantaran kami tak punya biaya, saya hanya buruh dodos karet, “ujar Wahab.
Dijelaskan Wahab, kami memang punya BPJS Kesehatan, tapi kan masih banyak kebutuhan lain, seperti menebus obat di luar dan juga kebutuhan keluarga selama berobat nantinya.
“Sakitnya itu sudah lama. Mulai tahu istri mengidap penyakit tumor ini sejak 2018 yang lalu, namun makin parah mulai akhir 2019, dan itu perutnya makin membengkak, “ujar Wahab.
Karena kondisi keluarga yang serba kekurangan, dirinya berharap adanya uluran tangan dari pemerintah dan para dermawan untuk meringankan biaya pengobatan agar istrinya segera mendapat penanganan.
Terpisah, Kepala Desa Malintang Amin Hamdi membenarkan, bahwa warganya itu memang keluarga yang kurang mampu dan butuh bantuan biaya pengobatan untuk ibu enam anak ini.
“Ibu Misna memang sudah lama sakit, dan sebelumnya kami dari pemerintahan desa sudah pernah membantu biaya pengobatan, namun hingga kini ibu ini belum juga mendapat kesembuhan, “ujarnya. (Has)