WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Kebutuhan akan air merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap manusia. Namun tampaknya hal ini tidak bagi Perusahaan Daerah PDAM Tirta Madina. Hal ini karena hampir dua minggu belakangan ini, kebutuhan air di beberapa kawasan, seperti perumahan Cemara Madina, Parbangunan dan sebagian Dalan Lidang, Panyabungan tak lancar.
Salah satu konsumen PDAM Tirta Madina dari Perumahan Cemara Madina, Dede H Said misalnya. Dia mengeluhkan kondisi air yang sekitar dua minggu ini tak lancar. Bahkan menurut penjelasannya, jadwal mengalir air yang biasanya pukul 23.00 WIB tiap malamnya pun tak berjalan normal.
“Air itu sangat menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Kami warga Cemara yang tinggal di blok F atas dan Blok E atas merasakan kesulitan. Apalagi sebelumnya, jadwal mengalirnya air itu antara pukul 23.00 wib hingga menjelang dini hari. Ini cukup menyedihkan bagi kami disini,” jelas Dede ketika dikonfirmasi melalui Whatsapp, Kamis (23/05/2024).
Ketua PC PMI Madina itu pun mengatakan, seharusnya pihak PDAM Tirta Madina bisa lebih tanggap terhadap permasalahan air ini. Apalagi menurutnya dengan adanya pergantian direktur PDAM Tirta Madina maka seharusnya cara kerjanya menjadi lebih baik.
Dede pun mengeluhkan terkait tagihan yang setiap bulannya hampir sama besarnya. Bahkan ketika air berjalan tidak normal pun tagihan air yang dibayarkannya tetap hampir sama nilainya.
“Kewajiban tiap bulan selalu kami bayarkan. Walaupun terkadang jengkel, bulan ini sama bulan lalu tagihannya hampir sama. Tapi air sering tak mengalir. Bahkan sering mati total. Apakah petugas benar-benar melakukan pengecekan terhadap meteran air kami?” Ungkapnya.
Sementara itu, Direktur PDAM Tirta Madina, Iswadi Batubara yang dikonfirmasi mengakui adanya kerusakan beberapa mesin di pusat PDAM Tirta Madina. Sehingga dibutuhkan waktu untuk perbaikan.
“Ada mesin yang mengalami kerusakan. Mesin itu harus kita kirim ke Medan, untuk diperbaiki. Kami minta masyarakat untuk bersabar. Karena kami pun ingin semua permasalahan air ini bisa segera teratasi,” tuturnya.
Mantan anggota Bawaslu Madina pun menyatakan, dirinya baru menjabat sebagai Direktur PDAM Tirta Madina kurang lebih sebulan. Sehingga dirinya belum bisa berbuat banyak. Akan tetapi dia mengatakan akan segera melakukan inovasi-inovasi untuk membuat PDAM Tirta Madina lebih baik.
Iswadi pun sempat meralat pernyataannya bahwa biaya tagihan dikawasan Perumahan Cemara tidak menutupi biaya mesin untuk mengalirkan air ke kawasan itu. Hal ini diakuinya karena adanya kesalahan pemahaman.
“Sebenarnya bukan hanya kawasan Perumahan Cemara saja. Biaya mesin yang sebesar Rp 30 an juta perbulan itu untuk mengalirkan air ke kawasan Parbangunan, sebagian dalan lidang dan kawasan perumahan Cemara Madina. Saya akui kesalahan kata-kata saya,” jelasnya mengakhiri. (*)