WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan ada kemungkinan bagi AS untuk menuntut China dan meminta negara itu membayar ganti rugi dalam jumlah besar atas kelalaiannya menangani wabah virus corona (COVID-19).
Bahkan Trump menyatakan jumlah tuntutannya bisa lebih besar dari yang disebutkan oleh seorang editor media terkemuka Jerman yang baru-baru ini meminta China membayar ganti rugi ke Jerman senilai US$ 165 miliar atau sekitar RP 2.475 triliun untuk menutupi kerugian ekonomi Jerman akibat COVID-19.
“Jerman melihat beberapa hal, kami melihat beberapa hal juga,” katanya, menurut AFP, Senin (27/4/2020). “Kami berbicara tentang lebih banyak uang daripada yang dibicarakan Jerman.”
Namun demikian Trump menyatakan dirinya belum bisa menentukan jumlah akhir dari biaya kompensasi tersebut.
“Ini sangat substansial.” kata Trump. “Ini kehancuran dunia. Ini kehancuran Amerika Serikat, tetapi ini juga kehancuran dunia.”
Dalam briefing di Gedung Putih itu, Trump juga kembali menekankan rasa tidak sukanya pada cara China menangani wabah. Pebisnis real estate itu juga mengatakan bahwa China seharusnya bisa mencegah penyebaran wabah di awal sehingga situasi saat ini seharusnya tidak terjadi.
“Kami tidak senang dengan China. Kami tidak senang dengan seluruh situasi itu karena kami percaya itu bisa dihentikan di sumbernya.
“Itu bisa dihentikan dengan cepat dan itu tidak akan menyebar ke seluruh dunia,” katanya.
Trump juga tidak lupa menekankan bahwa AS sedang melakukan penyelidikan yang sangat serius terkait masalah COVID-19.
“Ada banyak cara Anda dapat meminta pertanggungjawaban mereka,” kata Trump. “Kami sedang melakukan penyelidikan yang sangat serius seperti yang mungkin Anda ketahui.”
Virus corona yang berasal dari Wuhan, China saat ini sudah menjangkiti 3.064.225 orang di seluruh dunia. Di mana angka kematian mencapai 211.537 dan sembuh 922.387 orang. Dari total kasus, sebanyak 1.010.356 ada di AS. Ini menjadikan negara itu sebagai negara dengan kasus corona terbanyak di dunia.
AS juga memiliki angka kematian akibat COVID-19 tertinggi di dunia, mencapai 56.797 kasus. Sementara itu, pasien sembuh di AS ada sebanyak 138.990 orang, menurut Worldometers.
Sumber: CNBCIndonesia