WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sebuah tradisi yang disebut ‘Ma Manggang Manuk Satiop Salose Manyabi Eme‘ (Panggang Ayam Setiap Usai Panen Raya Padi). Hari ini, Minggu (7/11/2021) ratusan ayam panggang tersaji dalam Mesjid Jami Darul Ikhsan, Desa Pastap Julu, Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Tradisi membayar nazar itu digelar setiap tahun oleh masyarakat desa sebagai bentuk rasa syukur para petani kepada sang pencipta.
Mhd Lutan Nasution, Tokoh Adat di desa tersebut menyampaikan, tradisi memanggang ayam itu dimulai sekitar puluhan tahun lalu, awalnya waktu itu hama wereng mengancam tanaman padi warga, atas hal itu masyarakat mulai tanamkan niat, jika tanaman padi selamat, para petani sepakat akan mengadakan acara syukuran panggang ayam.
“Kami juga baca surah yasin serta mengutip uang sumbangan Rp. 20 ribu per kepala keluarga,” ungkap Lutan Nasution.
Lutan menjelaskan, ayam panggang itu nantinya akan dibagikan kepada warga, khususnya kepada anak-anak. Sementara uang sumbangan yang terkumpul diserahkan kepada anak yatim dan Tuan Syekh Muara Mais, kemudian sumbangan tersebut sebahagian diserahkan untuk pembangunan mesjid.
“Acara syukuran ini dilakukan para laki-laki warga Desa Pastap Julu yang sudah dewasa, dengan membaca ayat suci Al’quran secara beramai ramai di mesjid untuk membayar nazar kami,” terangnya.
Kepala Desa (Kades) Pastap Julu, Ali Musa atau biasa disapa Manto membenarkan hal tersebut, ia mengakui acara syukuran membayar nazar di desa itu memang sudah lama berlangsung dan ini sudah menjadi tradisi di desanya.
“Kegiatan bayar Nazar disini ada dua macam, pertama, bayar nazar tolak bala penyakit kemudian yang kedua bayar nazar tolak bala hama padi seperti yang kita lakukan pada hari ini,” ujar Manto.
Pada hari ini, sambung Manto, jumlah ayam yang dipanggang sebanyak 130 ekor, sesuai dengan jumlah kepala keluarga yang ada di desa Pastap Julu. Acara ini sekaligus mempererat tali silaturahmi dan menjaga kebersamaan.
“Kita berharap kegiatan ini dapat terus dilestarikan,” tutup Manto. (Syahren)