WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Puluhan anak di Desa Silogun, Kecamatan Pakantan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) harus menelan pilunya dunia pendidikan. Pasalnya, kondisi sekolah yang menjadi tempat untuk menimba ilmu ditempat mereka, tak selayak sekolah pada umumnya.
Saat proses belajar mengajar, para anak yang sekolah di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 253 desa Silogun itu harus belajar di kelas yang dindingnya jebol, beralaskan lantai yang terkena resapan air serta atap yang bocor. Kemudian kondisi plafon yang sudah bolong-bolong dimakan rayap, dan dikelilingi dinding kayu yang telah lapuk termakan usia.
Secara keseluruhan kondisi bangunan gedung sekolah milik pemerintah itu rusak berat dan sudah tidak layak untuk tempat belajar. Ironisnya lagi, tiga ruang kelas dibuat menjadi dua kelas, tampak dari dua kelas itu hanya tersedia 7 meja dan 13 kursi.
Amatan wartawan, kondisi yang memprihatinkan itu seakan sudah menjadi hal yang lumrah bagi guru dan murid di sekolah tersebut. Ruang kelas yang tak layak masih digunakan meski beresiko membahayakan.
Mengapa tidak?, atap sekolah bagai kapal meledak, dinding di bagian belakang kelas rusak parah, lemari lapuk, bahkan dinding depan dan asbes dihinggapi rayap. Selain itu, beberapa fasilitas seperti meja dan kursi sudah tampak usang. Mirisnya lagi, kondisi seperti itu sudah berlangsung bertahun-tahun seolah luput dari perhatian pemerintah.
Salah seorang warga kepada Warta Mandailing, Kamis (18/11/2021) menuturkan, kondisi bangunan sekolah tersebut sangat membutuhkan perhatian pemerintah. Baik dari segi mobiler, perbaikan ruang kelas dan juga fasilitas penunjang lainnya. Sebab menurutnya, sudah lama sekolah tersebut tidak diperbaiki.
“Jika tidak diperbaiki, anak-anak terganggu belajar bila turun hujan karena atapnya bocortertimpa dahan beberapa bulan yang lalu, sehingga lantai tampak jorok dan dinding belakang jebol,” cetus warga tersebut.
Ia bersama warga lainnya berharap kepada pemerintah kabupaten melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Madina bisa memperhatikan kondisi dan memperbaiki gedung SDN 253 desa Silogun agar anak-anak semangat dan merasa aman dan nyaman menuntut ilmu.
“Pemerintah harus turun melihat kondisi sekolah ini, sehingga dapat mengetahui pada bagian mana yang perlu harus diperbaiki,” pintanya lagi.
Ada hal lain lagi yang memilukan hati, saat wartawan meninjau langsung proses belajar mengajar di sekolah itu dan menemui anak-anak mencoba menguji dengan beberapa pertanyaan baik tentang tata cara berhitung hingga tulis baca, sebagian besar para siswa masih jauh dari kata memahami.
Apalagi saat ditanyai tentang siapa nama Presiden Republik Indonesia yang pertama dan yang sekarang, serta nama sosok pahlawan berpangkat Jenderal yang berasal dari tanah Mandailing, mereka sama sekali tidak mengetahui.
Itulah seputar potret pendidikan di daerah terpencil desa Silogun. Sungguh menyedihkan, selain kondisi gedung sekolah, fasilitas dan kualitas didik di desa tersebut dapat menyentuh hati serta menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah. (Syahren)