Di pernyataan juga tertera kewajiban bagi pengunjung masjid untuk mengenakan masker, sebagai upaya mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus corona di Pakistan. Kasus Covid-19 di Pakistan tercatat sebanyak 7.638, sedangkan korban meninggal sebanyak 143.
Para ahli kesehatan telah memperingatkan, jemaah bisa meningkatkan risiko penularan virus corona di tengah keterbatasan infrastruktur kesehatan di negara berpenduduk lebih dari 200 juta jiwa tersebut.
Dilansir dari Reuters, pemerintah Pakistan berada di bawah tekanan untuk mencabut larangan jemaah, dan bentrokan antara pengunjung masjid serta polisi telah dilaporkan di Karachi kota terbesar Pakistan.
Awal pekan ini para ulama ternama mengancam akan melanggar batasan tersebut, dengan mengatakan bahwa shalat (berjemaah) sangat penting bagi umat Islam dan harus diizinkan selama langkah-langkah keselamatan dipatuhi. Namun bersamaan dengan pencabutan pembatasan, pernyataan dari pemerintah juga memperingatkan bahwa mereka memiliki hak untuk peninjauan ulang jika peraturan dilanggar.
Perdana Menteri Imran Khan pada Selasa 14 April 2020 mengumumkan perpanjangan lockdown Pakistan selama 14 hari. Namun pembatasan dikurangi pada industri-industri penting, untuk menghadapi guncangan ekonomi karena IMF dan Bank Dunia memberi pandangan suram bagi perekonomian Pakistan.
“Pakistan dapat mencapai puncak penyebaran virus corona pada pertengahan Mei,” kata Khan di televisi, Sabtu (18/4/2020).(wm/tribun)