WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Memaknai kebudayaan sebagai basis pariwisata, kini saatnya mengonversikan interpretasi bahwa pariwisata itu bukanlah ‘Predator’ atau pemangsa kebudayaan. Namun menempatkan pariwisata menjadi fasilitator dan agen kebudayaan.
Peran dan fungsi fasilitator/agen kebudayaan adalah mengangkat eksistensi budaya ketingkat yang tinggi dengan cara mengeksplorasi nilai-nilai budaya, dan bukan mengeksploitasi (memperalat atau memeras) budaya itu sendiri.
Dengan demikian, industri pariwisata tersebut tidak lagi meletakkan budaya sebagai sub-ordinasi, melainkan sebagai orientasi nilai bagi seluruh dinamika dalam dirinya.
“Semestinya kita memuliakan budaya, yang dalam praktiknya seolah menjadi komersial,” ungkap Presiden Ikatan Pemuda Mandailing (IPM), Tan Gozali di Warung Nenek, Panyabungan saat berdiskusi dengan Muklis Nasution dan Baun Aritonang, Senin (15/11/2021).
Dalam diskusi budaya dalam rangka sadar budaya yang bertajuk ‘Pariwisata Berbasis Budaya’ itu, bertindak sebagai keynote speaker ialah, Tan Gozali Nasution dengan moderator, Baun Aritonang dan menghadirkan seorang panelis yakni, Muklis Nasution atau yang lebih akrab disapa Radja Sibanggor.
Diskusi yang diselenggarakan oleh IPM itu mengangkat tema sesuai dengan tematik pembangunan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) Tahun Anggaran 2022 yang dipesertai dari generasi muda dan kader IPM sendiri.
“Kita menyadari bahwa pariwisata adalah lokomotif perekonomian di Kabupaten Mandailing Natal,” ujar Tan Gozali.
Menurutnya, pariwisata terbukti memberi manfaat bagi semua aspek. Namun, karena pandemi yang melanda dunia, pariwisata Madina sempat lesu. Menyadari hal itu pengembangan pariwisata, lanjut Tan Gozali, harus disesuaikan dengan budaya yang ada di Madina, antara lain, peninggalan budaya dan kesenian tradisonal yang bisa menjadi daya tarik wisata.
Dikatakannya, mewujudkan kabupaten pariwisata yang berbasis budaya dengan dukungan keaneka ragaman obyek, misalnya, Gordang Sambilan, atraksi Moncak Mandailing dan daya tarik wisata lainnya.
“Mulai bulan ini, setiap Sabtu dan Minggu IPM akan memfollow up ke desa dan kelurahan yang kita nilai layak jadi potensi atau objek wisata. Kita merancang mengadakan panggung kesenian terbuka di beberapa titik strategis Kabupaten dengan menampilkan kelompok-kelompok kesenian yang potensial,” papar Bung Tan Gozali.
Ia juga mengungkapkan, bahwa promosi pariwisata itu sendiri, tidak terlepas dari media, baik melalui iklan, atau tulisan lepas berupa feature, straight news, artikel dan sebagainya.
“Salah satu daya tarik wisata, selain menjual obyeknya juga harus memberi informasi yang benar,” pungkas Tan Gozali. (r)