WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut), H. Fahrizal Efendi Nasution SH, menyayangkan statement pihak PT. SMGP yang tidak mengakui penyebab keracunan puluhan korban warga desa Sibanggor Julu pada hari Minggu sore, 6 Maret 2022 bersumber dari pembukaan sumur di Well Pad AAE-05.
“Kita sangat prihatin adanya statement pihak perusahaan yang sampai hari ini merasa sepertinya tidak bersalah, karena tidak mengakui penyebab keracunan itu bersumber dari sumur (AAE-05) milik perusahaan panas bumi PT SMGP,” kata Fahrizal, Kamis (10/3/2022).
Fahrizal menerangkan, bahwa seharusnya perusahan sudah mengetahui apapun bentuk-bentuk maupun jenis racun yang dapat membahayakan keselamatan masyarakat sekitar, akibat aktivitas pembukaan sumur yang dilakukan.
“Kalau mereka (PT SMGP) juga masih harus melakukan laboratorium, berarti mereka belum menguasai teknologi yang berkaitan dengan pertambangan gas bumi. Kalau mereka tidak bisa memberikan jaminan keselamatan masyarakat di sekitar WKP, mereka harus angkat kaki,” tegas Politisi Partai Hanura itu.
Putra daerah Kabupaten Madina ini juga mengingatkan PT SMGP jangan coba-coba ‘buang badan’ sebelum rakyat Mandailing Natal (Madina) marah.
Menurut Fahrizal, masyarakat di lingkungan tersebut sudah tinggal ratusan tahun bahkan ribuan tahun. Sebelum perusahaan panas bumi beroperasi, masyarakat di lingkungan SMGP tidak pernah mengalami keracunan seperti yang dirasakan beberapa hari yang lalu.
“SMGP jangan coba buang badan terhadap korban keracunan di Desa Sibanggor Julu, yang jelas diduga karena akibat pembukaan sumur di Well Pad AAE-05 itu,” kata Fahrizal mengingatkan.
Fahrizal juga meminta agar perusahan PT SMGP tidak melakukan produksi di Well Pad yang dekat dengan radius masyarakat.
“Kita minta Well Pad yang dekat dengan penduduk itu dihentikan, jangan lagi dilakukan produksi. Agar radiusnya lebih jauh dari masyarakat. Tapi kalau memang lubang-lubang (sumur) yang lainnya juga membahayakan rakyat, ya tutup semua dan angkat kaki, sebelum rakyat marah,” tegas Fahrizal.
Mantan anggota DPRD Madina itu menyebut, bahwa di Bumi Mandailing Natal tidak lebih penting uang dari nyawa manusia.
“Kami di Bumi Mandailing Natal tidak lebih penting uang daripada nyawa manusia. Siapapun backingnya di belakang itu, kita enggak peduli itu, rezim ini pasti berlalu dan selesai,” pungkas H. Fahrizal Efendi anggota DPRD Sumatra Utara dari Davil VII itu. (r)