WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 hingga saat ini membuat banyak warga yang terkena imbasnya, tidak jarang warga harus pintar mensiasati meski dengan bekerja serabutan. Bahkan terpaksa menjual barang perabotan rumahnya agar tetap bisa bertahan hidup.
Seperti yang dialami kakek Rajap Simaganjur (62) warga Desa Panyabungan Tonga, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Kakek berbadan kurus ini terpaksa harus menjual perabotan yang ada di rumahnya satu persatu untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Rajap mengakui, untuk bisa bertahan hidup dirinya terpaksa menjual alat-alat perabotan rumah tangga, seperti jam dinding, kabel meteran, termos air panas dan lain lain.
“Terpaksa perabotan itu saya jual satu persatu, daripada saya nggak bisa makan,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (8/4/2022).
Ketika ditanya apakah istri kakek masih ada dan anak kakek ada berapa?.
Ia menceritakan, Enam bulan yang lalu istrinya pergi dari rumah, dan anaknya cuma satu dari istri pertamanya yang sudah lama meninggal.
“Istriku pergi meninggalkan rumah hingga saat ini tidak pernah lagi kembali, anak saya satu itupun dari istri pertama saya,” ucap kakek Rajap.
Raut wajah yang sudah mulai keriput tampaknya sang kakek merasa sangat kesepian, deraian air matanya mengambarkan ketika ia bercerita tentang kehidupannya saat ini.
“Sekarang saya tinggal sebatangkara dirumah, bertahan hidup dari kerja seraputan hingga menjual satu persatu barang perabotan dari rumah saya,” tambahnya lagi.
Kakek Rajap nengakui bahwa kehidupannya saat ini sangat morat marit. Menjalankan puasa pun dirinya tidak menentu akibat daripada kondisi keadaan ekonomi yang tidak pasti. Menjual perabotan, hasilnya ia pergunakan untuk membeli beras dan lauk seadanya.
“Seharian kadang sekali memasak, kadang nggak ada sama sekali,” pungkasnya. (Syahren)