WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sekilas tampak biasa tak banyak yang tahu kalau penjual bakso ini dulunya seorang buruh bahkan pernah menjadi seorang komandan lobang (Danlob) penambang emas ilegal di kecamatan Hutabargot.
Sekarang ini ia berjualan bakso tusuk keliling dengan penghasilan lebih jelas ketimbang dulu semasa ikut bermain di tambang ilegal.
Irfan Efendi warga Desa Bange Nauli, setiap hari keliling untuk menjajakan bakso bakar tusuk racikannya dengan mengendarai sepeda motor.
Pantauan awak media, Sabtu (22/1/2022) tampak pria ini sibuk melayani pembeli di pinggir jalan lintas Medan-Padang, tepatnya di persimpangan Desa Bange Nauli, Kacamatan Bukit Malintang, Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Pria ini menceritakan dulunya ia Danlob di lokasi tambang ilegal di perbukitan Hutabargot, kala itu mengambil kayu untuk kebutuhan pengaman lobang dan tempat singgah sementara.
Menggali lobang sumur sedalam ratusan meter, sudah lumrah penambang memakai alat bantu pernapasan demi untuk mencari butiran emas di perut bumi dengan tantangan nyawa melayang.
Irfan yang tinggal menetap di Desa Bange Nauli ini bercerita kalau dulunya ia ikut bertambang ilegal di kecamatan Hutabargot dan di beberapa daerah lainnya.
“Saya dulu ikut bertambang di Hutabargot dan di daerah lainnya, masa itu gaya dan gengsi melejit padahal kita melarat, harapan selagit yang diraup ditambang Hutabargot sebenarnya raip,” aku Irfan.
Dikatakan, kegiatan yang semacam merusak alam itu dengan menggali lobang serta menebang kayu di areal tambang dianggap biasa biasa saja padahal jelas merusak warisan alam untuk anak cucu.
“Saya tidak ingin lagi bekerja yang disebut tambang ilegal, sebab itu jelas merusak warisan untuk anak cucu serta melanggar aturan dan peraturan yang ada,” ucap Irfan lagi.
Setelah keluar dari kegiatan tambang ilegal, Irfan kini sibuk berjualan bakso keliling, meski begitu, ia tidak malu karena yakin uang yang ia peroleh dari berjualan bakso saat ini jelas dan halal.
“Kisaran modal setiap hari jualan Rp. 250.000,- dari hasil sekali jalan jualan perhari saya dapat meraup keuntungan sebesar 200 hingga 250 ribu untung bersih perharinya,” tuturnya.
“Saya berangkat jualan bakso keliling mulai dari jam 11 siang, jam 5 sore saya sudah berada di rumah, beda dengan bertambang dulu siang malam tidur di hutan jikalau makan lauknya hanya sambal,” sambungnya.
Kini berjualan bakso keliling dipinggir jalan, rezekinya lebih berkah daripada bertambang emas di lobang. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada kerabatnya yang telah memberikan ilmu cara membuat bakso tusuk.
“Hal ini tidak terlepas dari bantuan teman dan sahabat saya begitu juga dengan keluarga. Saya ucapkan banyak terima kasih,” pungkasnya. (Syahren)