WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – Dalam dokumen Frequently Asked Question (FAQ) seputar Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 yang diunggah dalam laman resmi Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kementerian Kesehatan (Kemkes) RI.
Pada laman tersebut dijelaskan bahwa vaksinasi COVID-19 memang tidak membuat kita 100 persen kebal dari COVID-19. Tapi, vaksinasi COVID-19 akan mengurangi dampak yang ditimbulkan jika kita tertular COVID-19.
Sebagaimana manfaat dari vaksin lainnya, vaksin COVID-19 bermanfaat untuk memberi perlindungan tubuh agar tidak jatuh sakit akibat COVID-19 dengan cara menimbulkan atau menstimulasi kekebalan spesifik dalam tubuh.
Dilansir dari laman Kompas.com, Rabu (11/8/2021), untuk suntikan vaksin COVID-19 ini dilakukan sebanyak 2 dosis, namun jika ingin memperkuatnya beberapa negara menambah suntikan ketiga (booster).
Namun tak ada angin tak ada hujan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendadak meminta seluruh negara untuk menghentikan suntikan penguat (booster) vaksin COVID-19.
Dilansir dari laman tribunsolo.com. Direktur jenderal (dirjen) Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, penghentian suntikan booster vaksin COVID-19 tersebut hingga setidaknya akhir September 2021.
Dikatakannya, langkah tersebut diharapkan dapat memungkinkan setidaknya 10 persen dari populasi setiap negara untuk divaksinasi. Menurutnya hal ini juga dikarenakan kesenjangan antara tingkat vaksinasi di negara-negara berpenghasilan tinggi dan negara-negara berpenghasilan rendah, semakin melebar.
Tedros memahami kepedulian semua pemerintah di seluruh negara untuk melindungi rakyatnya dari pandemi. Disebutkannya, WHO tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global.
“Saya memahami kepedulian semua pemerintah untuk melindungi rakyatnya dari varian Delta, tetapi kami tidak dapat menerima negara-negara yang telah menggunakan sebagian besar pasokan vaksin global yang menggunakan lebih banyak lagi,” pungkas Tedros dikutip dari CNA. (Nas)