Petani di Desa Huraba Mengeluh, Sawah Terendam Pasca Optimalisasi Lahan

Salah satu petani di Desa Huraba menunjukkan areal sawah yang terendam, fhoto : Istimewa.
Salah satu petani di Desa Huraba menunjukkan areal sawah yang terendam, fhoto : Istimewa.
Hello, World!

wm

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Dikira untung ternyata buntung seperti itulah yang disampaikan para petani di Desa Huraba Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara, pasalnya usai pelaksanaan kegiatan optimalisasi lahan (Oplah) sejumlah petani di wilayah tersebut tidak bisa bercocok tanam akibat areal persawahan yang selama ini mereka garap tidak bisa ditanami akibat tergenang air.

Seperti diketahui dalam upaya peningkatan taraf hidup masyarakat petani, Kementerian Pertanian telah mengucurkan dana milyaran rupiah dalam kegiatan Optimalisasi Lahan pertanian termasuk diantaranya di Desa Huraba Kecamatan Siabu dengan sasaran lahan gambut yang dimiliki oleh masyarakat petani.

Berdasarkan informasi yang diterima di lapangan bahwa kegiatan Oplah tersebut adalah kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan Gapoktan Bintang Terang yang ada di Desa Huraba Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal.

Hal tersebut disampaikan oleh salah seorang petani pemilik lahan Arsyad Siregar di areal tanah gambut di Desa Huraba, Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara, Arsyad mengatakan bahwa sebelum dilaksanakan optimalisasi Lahan (Oplah) lahan pertanian miliknya dapat ditanami dengan baik, namun setelah pelaksanaan oplah tersebut dia bersama petani lainnya tidak bisa bercocok tanam.

“Dulu sebelum kegiatan tersebut (Oplah red) lahan pertanian saya meski dengan cuaca seperti ini dapat ditanami dengan baik, namun setelah kegiatan tersebut hujan sedikit saja lahan pertanian kami tidak bisa ditanami dengan baik lagi,” jelasnya kepada wartawan, Selasa (28/01/2025).

Dilanjutkan Arsyad bahwa sekarang ini hujan sedikit saja lahan pertanian kami sudah tergenang air, sehingga tanaman padi yang kami tanam membusuk dan mati.

“Kami sudah beberapa kali menanami lahan pertanian kami, namun tetap saja tergenang air yang mengakibatkan tanaman kami membusuk, padahal sebelum kegiatan Oplah tersebut tidak seperti itu,” keluhnya.

Read More

Kasmir Dalimunthe Ketua Gapoktan yang dikonfirmasi menjelaskan bahwa dia tidak mengetahui dalam kegiatan Optimalisasi Lahan tersebut, karena dia tidak dilibatkan dalam kegiatan tersebut.

“Sebenarnya saya tidak mengetahui kegiatan tersebut, karena pas pengajuan kegiatan tersebut saya diberhentikan dari Ketua Gapoktan Bintang Terang dengan tanpa musyawarah, namun tiba tiba jabatan ketua Gapoktan sudah beralih kepada orang lain,” jelas Kasmir.

Lebih lanjut disampaikan oleh Kasmir bahwa banyak Ketua Kelompok Tani yang bertanya kepadanya apakah dia mengundurkan diri dan kapan musyawarah pergantian ketua Gapoktan Bintang Terang.

“Memang kejadian pertukaran ketua Gapoktan Bintang Terang, banyak ketua Kelompok Tani yang datang kepada saya, namun saya jelaskan kepada mereka bahwa saya sendiri tidak mengetahui bahwa saya diberhentikan dari ketua Gapoktan,” ujar Kasmir Dalimunthe. (*)