Hidup Sebatang kara Kakek Asri Tinggal di Gubuk Reot Sakit-sakitan

Seorang wanita warga setempat tampak memberikan uang kepada Kakek Asri yang tinggal di rumah reot hidup sebatang kara, fhoto : istimewa.
Seorang wanita warga setempat tampak memberikan uang kepada Kakek Asri yang tinggal di rumah reot hidup sebatang kara, fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sudah selayaknya usia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tuanya bersama keluarga. Namun itu tidak berlaku bagi kakek Asri Nasution (60) warga Desa Siobon Julu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina)

Pasalnya, kakek pria ini mengidap penyakit dan hidup sebatangkara tinggal dirumah reot dengan beratapkan tenda seorang diri tanpa adanya keluarga yang menemani.

Pria tua ini sehari-hari tinggal di sebuah gubuk kecil dan reot tanpa sekat antara ruang tidur dan dapur semua jadi satu dengan kondisi tidak layak huni yang terletak di pinggiran kampung.

Hidup Sebatang kara, tanpa adanya keluarga yang menemani, Meski sakit. Asri Nasution (60) warga Desa Siobon Julu, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terus berjuang sendirian menjalani hidup yang begitu memilukan.

Kehidupan Asri Nasution benar-benar memprihatinkan. Untuk makan sehari-hari saja, ia hanya mengandalkan belas kasihan dari warga sekitarnya.

Kakek Asri harus menerima dan menjalani rasa pahit dari kehidupan, di usianya yang sudah senja dan sakit-sakitan, ia hanya bisa menjalani kehidupan hari demi hari tanpa adanya sanak dan saudara yang mendampingi.

Diketahui sebelumnya, Asri dulunya seorang pengemis yang biasa keliling bersama adik kandungnya, namun sudah sepuluh tahun terakhir ini, Asri ditinggal pergi adiknya merantau tanpa ada kabar hingga saat ini.

Read More

Untuk beraktivitas sehari-hari, kakek Asri hanya bisa merangkak dan merosot di tanah
disebabkan ia tak bisa lagi berdiri seperti sedia kala, berawal sejak ia jatuh dari pohon hingga kini pinggangnya bermasalah.

Kepala Desa Siobon Julu Gomgom Nasution mengaku, jika warganya itu sudah lama mengalami sakit pinggang. Dan Ia juga membenarkan Kakek Asri hidup seorang diri tanpa adanya yang menemani.

“Kabarnya Kakek Asri dulu terjatuh saat memanjat pohon, namun hingga sampai saat ini sakitnya tidak pernah sembuh,” kata Gomgom kepada wartawan lewat sambungan telepon, Senin, (26/12/2022) Malam.

Kades mengakui, pihaknya tidak tinggal diam, aparat desa setiap hari memberikan kebutuhan makan dan minum untuk Asri, dan juga bantuan biaya untuk berobat.

“BTL-DD Kakek Asri salah satu keluarga penerima manfaat, warga juga peduli, namun karena keluarganya tidak ada, jadi tidak ada yang mengurusnya untuk makan, mandi, dan membawanya berobat kampung dan juga ke medis. “ucapnya.

Lebih lanjut, Gomgom menegaskan bahwa Pemerintah Desa Siobon Julu, akan terus berupaya membantu Kakek Asri dan warga desa termasuk lansia yang membutuhkan bantuan.

“Sedaya mampu kita bantu warga membutuhkan. Dana Desa kita salurkan, selain itu warga juga ikut memberikan bantuan, pada hakekatnya semua warga Desa Siobon peduli atas kondisi kakek Asri yang tinggal sebatang kara, pria yang belum pernah menikah ini.”tutupnya.

(Syahren)