Aktivis Pantai Barat : Bupati Marahi Warga Singkuang Seperti “Ada Udang Dibalik Batu“

Aktivis yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan saat aksi unjuk rasa di kantor DPRD Madina beberapa bulan yang lalu, fhoto : istimewa.
Aktivis yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan saat aksi unjuk rasa di kantor DPRD Madina beberapa bulan yang lalu, fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Aktivis Himpunan Mahasiswa Pantai Barat Mandailing-Kota Padang Sidempuan (HMPBM KOPASID) Tobat Wahyudi Nasution merespon sikap Bupati Madina, HM Ja’far Sukhairi Nasution yang memarahi warga Singkuang I dalam forum di Aula Setdakab pada Jum’at (24/3/2023) kemarin.

Aktivis yang berkuliah di Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan itu menilai kepala daerah dalam hal ini bupati seharusnya menjadi pengayom bagi masyarakat karena jabatan bupati itu berawal dari suara rakyat Madina termasuk wilayah Pantai Barat.

“Ja’far sukhairi Nasution sebagai kepala daerah saat melakukan rapat apalagi dihadapan hal ramai harusnya memberi contoh baik bagi masyarakatnya atau memberikan solusi pada masyarakat singkuang dalam penyelesaian masalah konflik lahan plasma tersebut,” ungkapnya, Senin (27/3/2023) dini hari sekitar pukul 00.40 WIB.

HMPBM KOPASID menduga bupati dalam sikap rapat tersebut sedang menutup-nutupi sesuatu hal di dalam permasalahan tersebut. Tobat menduga “ada udang dibalik batu“.

“Tidak seharusnya kepala daerah bersikap arogan begitu, apalagi saya  mendengar ada bahasa  Bupati Mandailing Natal yang mengatakan “saya sudah capek mengurus persoalan kalian”, itu bukan bahasa seorang kepala daerah yang notabenenya kepala daerah adalah pemangku kebijakan yang harus memperjuangkan hak-hak masyarakat.”imbuhnya.

Untuk itu, Tobat Wahyudi mendesak Bupati Sukhairi Nasution fokus menyelesaikan permasalahan yang ada di wilayah pantai barat yang sampai hari ini tidak kunjung selesai.

“Hak rakyat harus dipenuhi oleh pihak perusahaan. Di sini Pemkab harus pintar bekerja, mulai dari implementasi realiasasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, penyelematan hutan mangrove sepanjang bibir pantai Kecamatan Natal hingga ke permasalahan stanvas dan penjualan besi panton.”jelasnya (R)

Read More