Meski Hujan Lebat Disertai Petir, Massa Singkuang l Tetap Bertahan di Areal Perusahaan

Massa tetap bertahan di depan portal PT Rendi Permata Raya meski petir disertai hujan lebat mengguyur kawasan itu. fhoto : istimewa.
Massa tetap bertahan di depan portal PT Rendi Permata Raya meski petir disertai hujan lebat mengguyur kawasan itu. fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Massa aksi tuntut plasma, warga Singkuang l tetap memilih bertahan dan melakukan unjuk rasa di depan portal PT Rendi Permata Raya meski petir disertai hujan lebat mengguyur kawasan itu.

Tampak di lokasi, massa aksi tetap berada di depan areal perusahaan perkebunan kelapa sawit Desa Singkuang l, Kecamatan Muara Batang Gadis, Kabupaten Mandailing Natal. Mereka tetap solid berada dilokasi dengan menutup kepala dengan tikar dan kain dan sebagian berteduh dibawah tenda.

Kendati demikian, tak sedikit warga bermandikan air hujan basah dan kedinginan karena tidak mencukupinya tempat berteduh dilokasi aksi areal perusahaan perkebunan.

“Masih ingin bertahan, apakah takut hujan dan petir,” ujar salah satu warga menyapa temannya.

“Tetap bertahan,”sahut warga lainnya sembari berteduh ke bawah tenda.

Ketua koperasi HSB Sapihuddin mengaku memilih bertahan dan melanjutkan aksi, karena menurutnya keputusan ini sudah menjadi kesepakatan bersama hingga tuntutan mereka dapat terpenuhi.

“Kami terus berjuang demi hak plasma masyarakat.”tegas Sapihuddin kepada Warta Mandailing lewat sambungan telepon, Senin (27/3/2023) malam sekira pukul 00,10 Wib.

Read More

Sapihuddin menjelaskan, sejauh ini ratusan warga Desa Singkuang l sudah delapan malam menginap di areal perusahaan perkebunan kelapa sawit, malam ini hujan lebat turun disertai petir sedang melanda kawasan ini “kami tetap bertahan disini”

“Delapan hari sudah kami menginap disini, malam ini hujan lebat turun dan anak-anak kami ungsikan ke kampung, saat ini dilokasi PLN juga mati.”tuturnya.

Mewakili ratusan masyarakat Desa Singkuang l, saya berharap Kepada Pemerintah daerah untuk dapat membuka hati dan peduli serta bisa bersikap tegas terhadap perusahaan agar menyahuti tuntutan masyarakat kami.

“adakah hati pejabat kami untuk dapat melihat keadaan masyarakatnya sendiri, kami meninggalkan rumah dan keluarga demi untuk mendapatkan hak kami dari PT. Rendi permata Raya.”tutupnya. (Syahren)