Sepuluh Hari Harimau Berkeliaran, WargaTambangan Takut dan Terancam Kelaparan

Keberadaan harimau sumatera di perkampungan, persawahan dan ladang, menjadi ancaman teror bagi masyarakat, Warga takut bekerja ke ladang dan mereka terancam kelaparan, senin (13/6/2023) fhoto : istimewa.
Keberadaan harimau sumatera di perkampungan, persawahan dan ladang, menjadi ancaman teror bagi masyarakat, Warga takut bekerja ke ladang dan mereka terancam kelaparan, senin (13/6/2023) fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Kemunculan si raja hutan satwa endemik harimau sumatera yang berkeliaran di areal perladangan masyarakat beberapa hari terakhir ini meresahkan warga Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal, mengakibatkan masyarakat di Desa Pastap dan Desa Muaramais dan sekitarnya ketakutan dan terancam kelaparan.

Warga terancam kelaparan, karena tak berani ke sawah atau kebun mengambil hasil panen. Keberadaan harimau dikabarkan berkeliaran lebih 10 hari terakhir di perkampungan, persawahan dan ladang, menjadi semacam teror bagi warga.

Kepada wartawan, Selasa (13/6/2023), Camat Tambangan Muslih Lubis mengingatkan lurah/kades se-Kecamatan Tambangan, khususnya wilayah Rura Aekmais, agar menyampaikan kepada masyarakat berangkat ke kebun tidak boleh sendiri, harus ada teman dan pakai tiga kaki (tongkat) sambil berjalan.

Maklum saja, binatang buas diyakini harimau sumatera ini, kerap menampakkan diri beberapa hari terakhir di perkampungan, kebun dan sawah, khususnya di dua desa ini.

Karena itu, Camat Tambangan mengimbau kepada masyarakat agar warga berangkat ke kebun paling cepat pukul 09.00, pulang dari kebun paling lama pukul 16.00.

“Jika sudah sampai ke kebun, segera membuat bunyi-bunyian dan menyalakan api di pondok peristirahatan serta di areal pekerjaan. Jangan membawa anak di bawah umur ke kebun,” ujar camat.

Muslih mengingatkan warga jangan membuat jerat atau perangkap. Jika ada sisa makanan yang dibawa ke kebun, kata dia, jangan dibuang sembarangan, dibawa pulang atau disembunyikan.

Read More

“Apabila ada jejak kaki harimau atau suara atau bertemu langsung dengan hewan agar secepatnya dilaporkan ke pemerintah desa,” katanya.

Camat mengingatkan kepada seluruh masyarakat agar lebih peduli kepada sesama tetangga, “supaya kita tahu keadaan bagaimana apakah ada perubahan atau perbuatan-perbuatan di luar syariat atau hukum agama.”

Kepada seluruh lurah dan Kades khususnya wilayah Rura Aekmais membunyikan dentuman satu minggu, dilaksanakan atau dibunyikan secara serentak tiga kali mulai hari ini: pagi pukul 08.00, siang pukul 14.00 dan sore pukul 16.30.

“Setiap warga ke kebun, agar membuat asap atau perapian. Setelah shalat Jumat atau shalat fardhu agar melaksanakan doa tolak bala. Setelah pulang shalat Jumat melaksanakan gotong-royong di tepi jalan-jalan kelurahan/desa yang dianggap semak belukar serta membersihkan parit yang aliran airnya tersumbat. Jangan takabur,” ujar Camat Tambangan Muslih Lubis, mengingatkan.

Warga Terancam Kelaparan

Warga dua desa, Pastap dan Muaramais, yang umumnya petani tidak berani lagi ke sawah dan ladang. Warga tak berani mengambil hasil panen.

Tokoh masyarakat Sutan Kanaikan Oloan Lubis mengatakan, masyarakat mulai kehabisan persediaan pangan. Warga terpaksa meminjam uang kepada tetangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, apalagi kebutuhan anak sekolah.

Diketahui, Jumat (19/5/2023), harimau sumatera yang muncul di kebun masyarakat di Desa Pastap julu Kec. Tambangan, Kab. Madina, berhasil masuk perangkap dibuat warga setempat.

Harimau sumatera betina tersebut diprediksi masih remaja berumur dua tahun. Sedangkan berat harimau 70-90 kilogram dengan panjang badan 1 meter di luar ekor.

Awalnya, warga Pastap Julu yang pergi ke kebun daerah Aek Nalomlom Kamis (18/5/2023) melihat keberadaan harimau berkeliaran di kebun warga. (Syahren)