Kasus Pemuda Gagal Ginjal di Pidoli Lombang, Kemensos Dampingi Berobat di RS Adam Malik

Pemberangkatan imam pengidap Gagal Ginjal berobat ke kota Medan malam ini dari kediamannya disaksikan oleh ketua naposo nauli bulung kerabat dan tetangga keluarga yang kurang mampu ini, Minggu (10/9/2023) fhoto : Syahren/Wartamandailing.
Pemberangkatan imam pengidap Gagal Ginjal berobat ke kota Medan malam ini dari kediamannya disaksikan oleh ketua naposo nauli bulung kerabat dan tetangga keluarga yang kurang mampu ini, Minggu (10/9/2023) fhoto : Syahren/Wartamandailing.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Kementerian Sosial (Kemensos) RI melalui sentra insyaf Medan dampingi seorang pemuda bernama Imam Ashari Hasibuan di Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan berobat di rumah sakit umum pusat (RSUP) adam malik Medan karena adanya penyakit gagal ginjal, Minggu (10/9/2023).

Pemberangkatan imam berobat ke kota Medan malam ini dari kediamannya disaksikan oleh ketua naposo nauli bulung kerabat dan tetangga keluarga yang kurang mampu ini.

Rujukan ini dilakukan mengingat Imam Ashari Hsb sudah mengidap penyakit selama 3 bulan lebih, sementara orang tuanya tidak punya biaya untuk pengobatan penyakit yang di derita anaknya.

Sentra insyaf Medan melalui pelopor perdamaian madina Maradotang Pulungan mengatakan, semula pihak keluarga telah berupaya membawa Imam untuk penanganan awal di RSUD Panyabungan,

Namun untuk mendapatkan perawatan yang lebih komprehensif terhadap Imam dokter menyarankan untuk di rujuk ke rumah sakit adam malik Medan.

Mendapat informasi tentang keluhan warga yang kurang mampu itu, kemensos RI melalui sentra insyaf Medan merespon kasus gagal ginjal yang dialami oleh pemuda asal Pidoli Lombang itu untuk segera dirujuk berobat ke kota Medan.

“Atas arahan kemensos RI melalui KA Sentra Insyaf Medan menyarankan agar Imam Ashari Hasibuan diasesmen 4 hari yang lalu dan kini telah kita berangkatkan berobat ke rumah sakit adam malik Medan, “ujar Maradotang Pulungan.

Read More

Pelopor perdamaian Madina Maradotang Pulungan menjelaskan bahwa untuk kebutuhan biaya hidup di kota medan selama proses pengobatan akan kita upayakan dari anggaran yang ada pada Sentra Insyaf Medan sebagai UPT Kementerian Sosial di Sumatera Utara. .

“Untuk biaya hidup kita upayakan ditanggung oleh kemensos melalui Sentra Insyaf Medan, kami juga telah berkoordinasi dengan sentra insyaf Medan begitu warga kita ini sampai di RSUP Adam malik besok pagi langsung disambut petugas sosial kita yang sudah menunggu di sana, “ungkapnya.

Diberitakan sebelumnya, Imam Ashari Hsb (17) anak ke tiga dari Marni Dalimunthe, ibu yang dicerai mati suami yang tinggal di Desa Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal ini meringis kesakitan.

Diketahui, Imam Ashari Hsb sudah mengidap penyakit selama 3 bulan lebih, orang tuanya sudah mencoba membawa Imam berobat ke bidan, klinik dan rumah sakit umum daerah Panyabungan, namun belum juga mendapat kesembuhan.

“Pihak rumah sakit umum Panyabungan memvonis Imam mengidap penyakit gagal ginjal (Renal failure) setelah dilakukan pemeriksaan di rumah sakit, “ujar Marni kepada Warta Mandailing di kediamannya, Selasa (5/9/2023)

Diceritakan Marni, setelah keluar hasil diagnosa penyakit di rumah sakit umum Panyabungan dokter menyarankan untuk di rujuk ke rumah sakit umum adam malik medan, namun karena ketidakmampuan biaya berobat pihak keluarga tidak bisa berbuat apa-apa.

“Saat ini upaya pengobatan hanya mengandalkan lewat orang pintar, sebab, saya ibunya tidak punya biaya untuk membawa imam berobat ke RSUP Adam Malik, saya bingung, “ujar Marni dengan deraian air mata.

Saat ini, kata Marni, jangankan untuk membawa Imam berobat ke kota medan untuk menutupi kebutuhan makan sehari-hari ke empat anak dirinya juga kebingungan dapat dari mana.

“Saya hanya pedagang kerupuk sambal buatan sendiri di rumah, pendapatan bersih setiap minggu hanya Rp 150.000, akibat ekonomi keluarga yang pas-pasan adek imam kini juga sudah putus sekolah, pasrah, saya tidak tau harus bagaimana lagi, “ujar ibu yang mengasuh dua anak yatim ini lagi.

Imam Ashari Hsb menyampaikan, dirinya menaruh harapan kepada para dermawan dan juga pemerintah serta orang-orang baik di Madina dapat membantu biaya pengobatan penyakit yang dideritanya.

“Derita yang saya alami kini, mual, kepala pusing, mata kabur, pinggang terasa sakit, perut membengkak, akibat penyakit ini, saya sudah dua bulan lebih tidak bisa mengikuti mata pelajaran di pondok pesantren, mohon kami dibantu,”ujar Imam Ashari siswa pesantren mustafawiyah purba baru kelas 6 ini. (Has)