Melawan Arus Modernisasi, Pemerintah Kecamatan Tambangan Gelar Festival Permainan Tradisional Leluhur

Sejumlah anak perempuan tampak bermain tali karet (iye-iye) fhoto : Wartamandailing.
Sejumlah anak perempuan tampak bermain tali karet (iye-iye) fhoto : Wartamandailing.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Sebagai upaya membatasi anak-anak dari penggunaan gadget yang berlebihan , Pemerintah Kecamatan Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal menggelar Festival Permainan Leluhur dan Pemberian Makanan Tambahan kepada anak-anak dan balita se- Kecamatan Tambangan dipusatkan di Desa Muaramais Kampung, Kamis (06/06/2024).

Pengenalan sekaligus launching permainan tradisonal warisan leluhur tersebut dilakukan Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution ditandai dengan pemukulan gong dan pemberian secara simbolis makanan tambahan kepada anak-anak.

Ratusan peserta didik dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang berasal dari desa-desa yang ada di Kecamatan Tambangan hadir untuk bermain dan menyemarakan festival ini.

Berbagai permainan leluhur yang perkenalkan tersebut antara lain terompah panjang, terompah gajah, engran, congklak, bermain kelereng. Selain itu ada juga stand mewarnai dan permainan tali (iye-iye), jembatan Tapanuli dan lompat tali.

Tampak seorang anak peserta festival sedang bermain engran. fhoto : Wartamandailing.

Melalui festival itu, anak-anak di seluruh Kecamatan Tambangan dapat merasakan kegembiraan dan kesenangan melalui berbagai permainan tradisional. Sekaligus mengenali dan menyenangi warisan budaya mereka agar tidak terpengaruh dampak negatif yang diakibatkan gadget.

Camat Tambangan Enda Mora Lubis menyampaikan, festival permainan leluhur bertujuan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali permainan tradisional yang syarat dengan nilai-nilai positif dan nilai-nilai budaya yang ber kearifan lokal, membangun kebersamaan, serta membiasakan aktivitas fisik yang sangat penting bagi kesehatan.

Read More

Pemerintah Kecamatan Tambangan bersama seluruh kepada desa berkomitmen untuk melestarikan dan mengenalkan kembali permainan leluhur kepada anak-anak, serta sekaligus dalam rangka menangkal dampak negatif dari kemajuan digital dan game online yang semakin marak di kalangan anak-anak.

Artinya, pemerintah, lurah dan kepada desa se- Kecamatan Tambangan melakukan gagasan dan dorongan untuk mengenalkan dan mengarahkan kesibukan anak-anak terhadap permainan-permainan leluhur yang dinilai sangat positif dalam melatih dan perkembangan anak anak.

“ Kami dari pemerintah, lurah dan kepala desa se- Tambangan menghadirkan solusi kepada anak-anak. Melalui permainan leluhur kita berharap akan mampu mewujudkan anak-anak yang sehat, kreatif, cerdas, dan berkarakter. Mereka tidak lagi cenderung atau dapat kita batasi dari penggunaan gadget yang berlebihan ,” imbuhnya.

Disisi lain kata Camat, ajang festival permainan leluhur ini sebagai wahana untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengenalkan warisan budaya tradisional kepada masyarakat, terutama generasi muda, melalui pengalaman yang menyenangkan dan interaktif.

“Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan semata, tetapi juga sebagai upaya nyata dalam mempertahankan dan memperkenalkan warisan budaya tradisional kepada generasi muda dan masyarakat secara luas, dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran masyarakat,” ucapnya.

Sementara Wakil Bupati Madina Atika Azmi Utammi Nasution mengapresiasi Pemerintah Kecamatan Tambangan,para lurah dan kepala desa atas upaya pelestarian permainan tradisional di daerahnya. Ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam menjaga anak dari perubahan arus modernisasi yang begitu maju.

“ Permainan tradisonal harus dijadikan kembali pada tempatnya agar semua pihak dapat mengenalkan dan memainkan permainan leluhur bersama anak. Apalagi permainan tradisional merupakan permainan yang erat kaitannya dengan tradisi masyarakat yang biasanya memakai bahan dan barang-barang sederhana yang banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari masyarakat,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Atika menyampaikan bahwa dengan permainan leluhur akan dapat melatih kemampuan diri anak-anak menjadi lebih fokus dan belajar menjadi sebuah kelompok untuk saling menghargai hingga dapat meningkatkan kemampuan , keikhlasan dan menciptakan suasana menyenangkan.

“ Penggunaan gadget atau gawai yang berlebihan memiliki dampak yang sangat negatif bagi anak-anak. Gawai banyak membuat manusia terlena, karenanya program festival permainan leluhur ini, sangat positif untuk menjaga anak-anak dari bahaya yang secara tidak langsung berpengaruh pada pembentukan karakter ,” terangnya.

Usai membuka festival yang mengambil thema utama Marmayam Keta, Mar hape Emma Majolo itu, Atika berkenan mengunjungi stand permainan anak-anak, salah satunya kegiatan mewarnai, bahkan di stand yang dikunjungi itu, Atika ikut ambil bagian dalam permainan mewarnai tersebut. (Munir Lubis).