WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Masalah sampah tetap menjadi persoalan pelik di wilayah Pasar Kotanopan Kecamatan Kotanopan. Parahnya lagi tumpukan sampah itu sampai meluber hingga ke badan Jalan Lintas Sumatera ( Jalinsum ) hingga memicu keresahan warga, sehingga diperlukan langkah inovatif ataupun solusi untuk penanganan persoalan itu.
Persoalan banyaknya tumpukan sampah berserakan di Jalinsum dekat Jembatan Aek Singengu dan disekitaran jalan keliling pasar Kelurahan Pasar Kotanopan mendapat perhatian khusus dari tokoh pemuda setempat.
Menyikapi tumpukan sampah yang semakin hari tidak terurus di Pasar Kotanopan yang dijuluki sebagai Kota Pahlawan dan Kota Pendidikan, kalangan pemuda setempat memberikan pernyataan sikap tegas yang disampaikan langsung oleh Irham Syururi Nasution sebagai anggota DPRD Madina dari Fraksi Amanah Perjuangan , Sabtu (03/05/2025).
Anggota DPRD asal Dapil II Mandailing Julu itu mendesak Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Madina untuk menuntaskan permasalahan sampah di Kecamatan Kotanopan, utamanya yang berada di Kelurahan Pasar Kotanopan.
Sebab, keberadaan sampah dilokasi itu sudah membuat warga gerah, apalagi diseputaran Jalan Lintas Sumatera ( Jalinsum) Jembatan Aek Singengu, jalan pasar keliling Kotanopan dan wilayah Simpang Empat Kotanopan. Tumpukan sampah yang diangkut dua atau tiga kali seminggu itu sudah menimbulkan bau tidak sedap.
“ Sudah lama warga Pasar Kotanopan bergulat dengan sampah, namun solusi belum ada yang memuaskan dari Pemkab Madina. Alasan klasik, berupa armada pengangkut sampah yang kurang dan tempat pembuangan akhir sampah ( TPA) yang terlalu jauh ke Panyabungan membuat sampah-sampah itu menumpuk dipinggir jalan ,” ucapnya.
Irham yang merupakan putra asli Pasar Kotanopan bahwa masalah sampah sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat Kelurahan Pasar Kotanopan, sampah yang semakin hari semakin tidak terurus mencoreng wajah Kotanopan sebagai kota pahlawan dan kota pendidikan.
Untuk itu, anggota DPRD asal Partai PAN itu menyatakan sikap tegas dengan meminta kepada Dinas Lingkungan Hidup ( DLH) Madina untuk segera mengatasi tumpukan sampah yang berserakan dengan membuat tempat pembuangan sementara (TPS) di sekitar Pasar Kotanopan.
Kemudian, DLH Madina perlu untuk menyediakan tong sampah bagi warga Pasar Kotanopan agar sampah-sampah tidak lagi berserakan dilingkungan masyarakat maupun disekitaran Jalinsum setempat.
Menurutnya, terkait sampah yang sering menumpuk di Pasar Kotanopan dibutuhkan langkah inovatif untuk menangani persoalan ini. Pemerintah harus segera bertindak cepat untuk mengatasi tumpukan sampah yang tak hanya menganggu keindahan kota, tetapi juga mengancam kesehatan.
Apalagi masalah sampah di Pasar Kotanopan sudah terlalu lama menjadi pekerjaan rumah yang tidak terselesaikan. Instansi terkait hendaknya harus lebih serius dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Perlu solusi yang nyata, bukan rutinitas tanpa hasil.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan preventif, seperti edukasi dan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga. Ia percaya, kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat adalah kunci untuk mengatasi persoalan ini secara berkelanjutan.
Semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini demi menjadikan Kotanopan menjadi nyaman dan lebih layak dihuni.
“ Sebagai putra daerah kami sangat menyanyangkan adanya tumpukan sampah di Pasar Kotanopan ini. Perlu dicarikan solusinya, seperti perlunya penambahan armada pengangkut sampah, begitu juga dengan personilnya. Tidak kalah pentingnya membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Di Pasar Kotanopan ,” ujarnya.
Lebih jauh dijelaskannya, kalau sebelumnya komunitas penggiat lingkungan bersama anggota DPRD Mandailing Natal Irham Syururi dan juga Dinas Lingkungan Hidup Madina pernah bergotong royong untuk membersihkan sampah di Pasar Kotanopan, tapi tidak berselang waktu lama, sampah kembali terlihat berserakan.
“ Sampah menutup parit jalan diangkat dan dimasukkan ke dalam truk, saluran parit yang tersumbat disemprot oleh mobil Damkar Kotanopan, sehingga jika musim penghujan air yang ada di parit jalan tidak lagi meluber ke badan jalan dan membuat sampah berserakan dimana-mana ,” tuturnya. (Munir Lubis).