WARTAMANDAILING.COM, – Syekh Nawawi memiliki koramah, diantara koramah beliau adalah, saat menulis syarah kitab Bidayatul Hidayah (Karya Imam Ghozali), lampu minyak beliau padam, padahal saat itu sedang dalam perjalanan dengan unta. Tapi dijalan pun ia tetap menulis.
Beliau berdoa, bila kitab ini dianggap penting dan bermanfaat buat kaum muslim, ia memohon kepada Allah SWT memberikan sinar agar bisa melanjutkan menulis.
“Tiba-tiba jempol tangan beliau mengeluarkan api, bersinar terang dan beliau meneruskan syarah itu hingga selesai dan bekas api dijempol tadi membekas, hingga saat pemerintah hijaz memanggil beliau untuk dijadikan tentara (karena badan beliau tegap), ternyata beliau ditolak, karena adanya bekas api dijempol tadi,” ujarnya.
Bertahun-tahun dikubur jasad utuh koramah yang lain, tampak saat beberapa tahun setelah beliau wafat, makam nya akan dibongkar oleh pemerintah untuk dipindahkan tulang belulang nya dari liang lahat untuk ditumpuk jenazah yang lain (sebagaimana lazim di ma’la).
Saat itulah para petugas mengurungkan niatnya, sebab jenazah Syekh Nawawi (beserta kafannya) masih utuh walaupun sudah bertahun-tahun dikubur.
Bila pergi ke Mekkah, inshaAllah kita akan bisa menemukan makam beliau di pemakaman umum ma’la, banyak juga kaum muslimin yang mengunjungi rumah bekas peninggalan beliau di Tanara, Serang, Banten, letak nya dibelakang masjid Nawawi di Tanara.
Kyai Hashim Ashari sering disebut sebagai tokoh yang tidak bisa lepas dari sejarah berdirinya NU, maka Syekh Nawawi adalah guru utamanya.
Konon di sela-sela pengajian kitab-kitab karya guru nya ini, sering kali Kyai Hashim Ashari bernostalgia bercerita tentang kehidupan Syekh Nawawi, kadang mengenangnya sampai meneteskan air mata karena besarnya kecintaan beliau terhadap Syekh Nawawi.
Sumber : Group Facebook Sejarah Ulama Dan Karamahnya