7 Bulan Terbaring Sakit, Kemensos Rujuk M Nuh Berobat Ke RSUP Adam Malik

Muhammad Nuh di tandu warga ke mobil untuk pemberangkatan berobat ke Medan, Minggu (18/2/2024) fhoto : Syahren / Wartamandailing.
Muhammad Nuh di tandu warga ke mobil untuk pemberangkatan berobat ke Medan, Minggu (18/2/2024) fhoto : Syahren / Wartamandailing.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Muhammad Nuh Batubara (31) pemuda asal Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulupungkut, Kabupaten Mandailing (Madina) yang sudah tujuh bulan terbaring dirumahnya akibat kecelakaan kerja sehingga menderita sakit lumpuh. M Nuh kini dirujuk ke rumah sakit umum pusat (RSUP) adam malik Medan.

Semua biaya pendamping dan biaya perjalanan ditanggung oleh kementerian sosial republik Indonesia (Kemensos RI).
Hal itu diungkapkan Pelopor Perdamaian Madina Maradotang Pulungan saat memberangkatkan M Nuh dari kediaman familinya di Desa Jambur Padang Matinggi, Kecamatan Panyabungan Utara, Minggu (18/2/2024)

Maradotang Pulungan menyampaikan malam ini Pelopor Perdamaian Madina mewakili kementerian sosial republik Indonesia memberangkatkan saudara kita M Nur penderita lumpuh untuk berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik Medan.

“M Nuh warga miskin, ia menderita patah tulang akibat kecelakaan kerja, atas hal itu kemensos melalui balai sentra insyaf Medan telah merekomendasikan untuk pemberangkatan berobat ke kota Medan, ” ujar Maradotang.

Dijelaskan Maradotang Pulungan untuk biaya transportasi dan biaya makan selama pengobatan dan rumah singgah di kota Medan semuanya ditanggung oleh kementerian sosial republik Indonesia.

“Sebagaimana yang kita temukan di lapangan beberapa masyarakat yang kurang mampu terkendala berobat ke rumah sakit yang lebih tinggi fasilitasnya akibat dari keterbatasan biaya. Maka disinilah kemensos hadir untuk turun membantu warga yang membutuhkan bantuan tersebut, “tutupnya.

fhoto : Pelopor Perdamaian Madina Maradotang Pulungan dan Jalaluddin adek ipar M Nuh usai memberangkatkan pemuda lumpuh itu ke kota Medan.

Read More

Jalaluddin adek ipar dari pemuda tersebut mengucapkan terimakasih kepada pihak kementerian sosial RI dan jajarannya yang telah memberikan jalan kepada saudaranya sehingga hari ini dapat berangkat dan berobat ke kota Medan.

“Sebenarnya kami tidak ada daya dan upaya untuk memberikan pelayanan pengobatan yang terbaik untuknya, karena keterbatasan ekonomi keluarga. Kini berkat bantuan kemensos saudara kami M Nuh sudah bisa berangkat berobat ke kota Medan, terimakasih kemensos, “ungkap Jalaluddin.

Diketahui, M Nuh tulang punggung keluarga ini menderita sakit lumpuh akibat tertimpa kanopi saat bekerja bangunan di salah satu rumah di Panyabungan. Akibatnya pemuda ini hanya bisa pasrah dengan penyakit yang di deritanya, ia dan keluarganya tak punya biaya untuk berobat.

Sementara ayahnya sudah lama meninggal dunia. Sebagai anak yang paling besar, selama ini ia memikul beban tanggung jawab untuk memberi nafkah ibu dan adik-adiknya. Namun akibat ditimpa penyakit tersebut kakinya lumpuh dan ekonomi keluarga juga ikut lumpuh.

Diceritakan Nuh, jangankan bekerja, bergerak saja di tempatnya berbaring di ruang tamu rumahnya sangat susah. Belum lagi pinggang bagian belakangnya terasa begitu sakit karena patah tulang. Bahkan bagian atas pahanya sudah berlobang akibat terlalu lama terbaring.

Sebelumnya, saat ditemui di rumahnya di Desa Muara Saladi Senin (11/12/2023), Muhammad Nuh menyampaikan kalau dirinya dan keluarganya tergolong warga tidak mampu.

Ia sangat berkeinginan sembuh dari penyakit yang di deritanya, namun biaya untuk berobat dan biaya pendamping belum ada. Selama ini dirinya hanya berobat apa adanya.

Derlan, ibu dari Muhammad Nuh mengatakan, anaknya ini sudah empat bulan terbaring dan tidak bisa berbuat apa-apa, padahal selama ini ia menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal dunia.

Badannya dari pinggang kebawah sepertinya sudah lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Ia hanya bisa terbaring merenungi keadaan, bahkan kaki bagian kanannya sudah semakin mengecil.

“Saya ingin membawa anak saya berobat, namun biaya tidak ada. Jangankan untuk berobat, biaya kebutuhan sehari-hari saja kami sudah kesulitan. Kami berharap adanya bantuan pemerintah atau para dermawan agar anak saya bisa berobat dan sembuh kembali, “harapnya. (Has)