WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Terkait pemberitaan salah satu media online pada Selasa (4/6/2024) tentang dua proyek Irigasi rusak di wilayah Tapanuli Selatan (Tapsel) yang dilaksanakan oleh CV. BKS bersumber dari APBD Kabupaten Tapanuli Selatan tahun anggaran 2023 lalu, Direktur CV. BKS, Samsul Bahri Harahap akan membuat laporan polisi ke Polres Tapsel.
Samsul Harahap mengungkapkan kepada media, setelah melihat foto pekerjaan irigasi yang dilaksanakan perusahaannya diduga kuat dihancurkan dengan menggunakan martil oleh oknum LSM inisial EF yang merupakan koordinator wilayah Tabagsel pada Lembaga Swadaya Gerakan Anti Korupsi Indonesia sebagaimana dirilis pada salah satu media online.
Menurut Samsul, pengerusakan aset milik negara seharusnya diuji tim pemeriksa BPK melakukan koordinasi dengan entitas yang diperiksa terkait paket, jadwal, dan lokasi serta metode pengujian fisik yang akan dilakukan.
Setelah ada kesepakatan, maka akan dibuat berita acara. Kemudian, pemeriksaan fisik dilakukan dan dituangkan kembali dalam berita acara hasil pemeriksaan fisik. Berita acara tersebut juga ditandatangani oleh para pihak seperti pemeriksa, kontraktor, dan konsultan pengawas.
“Saya sebagai Direktur CV. BKS akan melaporkan pengerusakan pekerjaan yang diduga dilakukan oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut,” ungkap Samsul.
Dia menduga, proyek Irigasi Batang Kumal yang dirusak oknum LSM tersebut dengan menggunakan martil. Sehingga terindikasi kuat ada unsur kesengajaan dalam pengerusakan proyek dimaksud. Bukan sembarangan uji fisik, seharusnya memakai Hammer Test Beton.
“Saya akan laporkan ke Polres Tapsel oknum jahil yang merusak aset milik negara itu, agar tidak terbiasa,” tegas Samsul.
Borkat Harahap, salah seorang warga kecamatan Angkola Sangkunur yang rumahnya dekat pemukiman proyek lanjutan rehabilitasi jaringan irigasi Simataniari Kecamatan Angkola sangkunur, mengakui kalau pekerjaan pemerintah dimaksud tidak pernah ada diprotes warga.
“Bahkan kami bersyukur adanya pembangunan proyek pemerintah tersebut,” terang Borkat kepada awak media.
“Kemungkinan objek yang dimaksud mereka adalah pengerjaan di desa Tindoan Laut yang memang katanya di sana ada riak riak warga. Bukan pekerjaan proyek pemerintah di sini, malah kami bersyukur atas pembangunan disini,” pungkasnya. (r/Nas)