Menteri BUMN Rombak Direksi Pertamina, Bagaimana Dengan Ahok?

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir (foto: istimewa)

WARTAMANDAILING.COM, Jakarta – Diinformasikan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) hari ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero). Hasil dari RUPS ini adalah jajaran direksi dirampingkan dari yang sebelumnya 11 menjadi 6.

Jajaran 11 Direksi tersebut di antaranya :

1. Direktur Utama Nicke Widyawati

2. Direktur Hulu Dharmawan H. Samsu


3. Direktur Pengolahan Budi Santoso Syarif

4. Direktur Pemasaran Korporat Basuki Trikora Putra

5. Direktur Pemasaran Ritel Mas’ud Khamid

Read More


6. Direktur Keuangan Emma Sri Martini


7. Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur Mulyono


8. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Talulembang


9. Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Heru Setiawan


10. Direktur Sumber Daya Manusia Koeshartanto


11. Direktur Manajemen Aset M. Haryo Yunianto

Kemudian jajaran ini dirombak menjadi 6 Direksi di antaranya :

1. Direktur Utama Nicke Widyawati

2. Direktur Penunjang Bisnis M Haryo Yunianto


3. Direktur Keuangan Emma Sri Martini


4. Direktur Sumber Daya Manusia Koeshartanto


5. Direktur Logistik Mulyono


6. Direktur Strategi Iman Rachman

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan terkait hal ini ia ingin memastikan agar semua BUMN fokus pada bisnis utamanya. Pihaknya juga ingin agar fokus pada program restrukturisasi. Selain dua hal tersebut ada key performance indicator (KPI) yang hasilnya baik.

“Apa yang terjadi di Pertamina, ada holding juga, bukan super holding Pertamina sebagai holding di mana punya sub sub holding yang di holding itu direksinya harus 6 nggak boleh kebanyakan. Selain Dirut ada juga finance, ada namanya human capital, ada namanya juga corporate service,” ungkap Erick di kantornya, Jumat, (12/06/2020).

Di sub holding ini, imbuhnya, akan digabungkan unit yang sangat banyak di Pertamina jadi satu kesatuan unit bisnis. Misalnya sub holding upstream atau hulu. Di hulu menurutnya banyak kebijakannya yang tidak seirama, salah satu buktinya adalah lifting minyak menurun.

“Nah berarti apa yang mesti kita lakukan kebijakan yang satu kita satukan portofolio satukan ada namanya sinergitas untuk efisiensi ataupun untuk hal-hal yang lebih detail misal sharing knowledge supaya lifting minyak bisa stagnan atau tumbuh,” jelasnya.

Sementara itu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tetap menjadi Komisaris Utama Pertamina. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu, tetap menduduki jabatannya semula karena tak ada perubahan dalam struktur dewan komisaris.

Sumber: CNBCIndonesia

Related posts