WARTAMANDAILING.COM, Padangsidimpuan – Ibu rumah tangga pasti sudah tidak asing dengan bawang merah. Salah satu bumbu dapur ini sangat populer bagi masyarakat Indonesia karena sering dipakai sebagai bumbu berbagai masakan.
Ternyata bawang merah memiliki banyak manfaat yang luar biasa. Bahkan hal itu diungkap oleh Alquran dan sains.
Selain bisa menjadi bumbu untuk masakan, siapa sangka bawang merah ternyata bisa berfungsi sebagai obat. Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam ayat-ayat suci Alquran. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَىٰ لَنْ نَصْبِرَ عَلَىٰ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنْبِتُ الْأَرْضُ مِنْ بَقْلِهَا وَقِثَّائِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا ۖ قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَىٰ بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ ۚ اهْبِطُوا مِصْرًا فَإِنَّ لَكُمْ مَا سَأَلْتُمْ ۗ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَاءُوا بِغَضَبٍ مِنَ اللَّهِ ۗ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۗ ذَٰلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: ‘Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.’
Musa berkata: ‘Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta.’ Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah.’
“Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.” (QS Al Baqarah: 61)
Kemudian dalam salah satu riwayat hadis juga disebutkan, Rasulullah Shallallahu alaihi wassallam bersabda: “Barang siapa yang memakannya (bawang merah dan bawang putih), maka hendaknya ia menyempurnakan (proses) memasaknya.” (HR Abu Dawud)
Aisyah Radhiyallahu anha berkata, “Makanan terakhir yang disantap Rasulullah mengandung bawang merah di dalamnya.” (HR Abu Dawud)
Sementara itu, dikutip dari buku ‘Buku Pintar Sains dalam Alquran‘ karya Dr Nadiah Thayyarah, hampir mustahil untuk dibantah bahwa bawang merah adalah makanan sekaligus obat. Di beberapa belahan dunia dan fase sejarah, bawang merah dikenal memiliki kelebihan istimewa.
Para Firaun Mesir kuno sangat memerhatikan pentingnya bawang merah. Mereka mengandalkannya sebagai bahan masakan, menjadikan sebutan dalam sumpah mereka, bahkan nyaris saja mengultuskannya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya rekaman kisah yang ditulis di atas daun lontar dan dinding kuil ritual mereka.
Kemudian para Firaun juga meletakkan bawang bersama jasad mumi raja sebagai tanda untuk bernapas saat sang raja dibangkitkan kembali. Para tabib Mesir kuno juga kerap meresepkan bawang merah sebagai obat untuk memperlancar air seni, memperbaiki gizi, dan nafsu makan.
Bahkan dalam bahasa Mesir kuno, kata “tempat ibadah” dikaitkan dengan kata “bawang” dan berderivasi menjadi kata “bashal” (bawang merah) dalam bahasa Arab.
Mengutip dari Okezone, Kedokteran modern pun menegaskan kebenaran pendapat para dokter kuno. Lebih dari itu, banyak manfaat dan keistimewaan bawang merah yang kini baru terungkap dan dibahas secara lebih luas daripada apa yang pernah beredar di kalangan dokter kuno.
Dalam dunia medis modern, bawang merah termasuk kelompok antivirus alami. Seperti halnya bawang putih, bawang merah mengandung zat alisin yang dikenal bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi akibat penyempitan pembuluh nadi. Namun, kandungan alisin bawang merah lebih rendah.
Bawang dapat membunuh bakteri di mulut dan perut, sehingga berdampak pada peluang pertambahan usia dan pencegahan kanker. Penelitian terkini menyimpulkan bahwa orang-orang yang rutin mengonsumsi bawang merah terbukti berisiko lebih kecil terkena kanker.
Sebuah riset mutakhir di Belanda pun menegaskan adanya hubungan yang erat antara konsumsi bawang merah dan minimnya risiko terkena kanker perut.
Para ahli gizi menyatakan bawang merah dapat mengurangi tingkat risiko terkena penyakit kanker karena mengandung kadar karoten dalam jumlah besar, yaitu salah satu jenis zat antioksidan flavonoid yang berguna melindungi sel tubuh dari radikal bebas yang dapat memicu timbulnya penyakit dalam tubuh.
Sumber: umma