TPP P3MD Madina Apresiasi Program “Marmayam Keta“, “Marhape Emmajolo“ di Tambangan

Inovasi permainan warisan leluhur dibarengi dengan pemberian makanan tambahan kepada anak-anak di Desa Muaramais Jambur Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal, Minggu ( 28/07/2024). (Wartamandailing/Munir Lubis).
Inovasi permainan warisan leluhur dibarengi dengan pemberian makanan tambahan kepada anak-anak di Desa Muaramais Jambur Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal, Minggu ( 28/07/2024). (Wartamandailing/Munir Lubis).

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Semenjak dilaunching pada awal Juni 2024 lalu, inovasi permainan warisan leluhur dibarengi dengan pemberian makanan tambahan kepada anak-anak di setiap desa di Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal, terus bertambah dan digalakkan.

Kalau minggu sebelumnya hanya sekedar permainan kelereng, terompah, maryeye, jembatan tapanuli, main tali, marlagotria, melukis, tapi minggu ini jenis permainannya terus bertambah.

Seperti pada hari Minggu (28/07/2024) di Desa Muara Mais Jambur, jenis permainan yang disuguhkan kepada anak-anak mulai dari membuat uyup-uyup, mobil-mobilan, tembak-tembakan dari bambu, main layangan, memancing belut di sawah, membuat motoran dari bambu dan kaum ibu membuat rabar, sejenis rujak dari pisang siolot.

Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan volly desa itu langsung di hadiri Koordinator Pendamping Profesional Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPP-P3MD) Kabupaten Mandailing Natal Kobol Nasution, Camat Tambangan Enda Mora Lubis.

Kemudian juga hadir ketua TP PKK Tambangan Lely Auliani, Sekcam Bahren Daulay, Kepala Desa Muara Mais Jambur H. Anwar Saddad bersama perangkat desa, anggota TP PPK serta Naposo Nauli Bulung setempat.

Dalam kesempatan itu, puluhan anak mengikuti berbagai jenis permainan yang di sediakan. Khusus bagi anak perempuan, mereka lebih memilih permainan congklak, maryeye, marlagotria, terompah, jembatan tapanuli dan melukis.

Sedangkan bagi kalangan anak laki-laki, lebih memilih main motoran dari bambu, layangan, terompah, maruyup-uyup, memancing belut di sawah, dan mainan tembak-tembakan dari bambu dengan peluru kertas basah.

Read More

Agar permainan berjalan dengan baik, anak-anak ini langsung di awasi perangkat desa, ibu-inu TP PKK dan naposo-nauli bulung. Bahkan, anak-anak ini di ajari langsung cara membuat motoran dari bambu, cara memancing belut, membuat uyup-uyup dan membuat tembakan-tembakan dari bambu. Anak-anak cukup serius mengikuti permainan tersebut, bahkan canda tawa keluar dari mulut mereka.

Koordinator Pendamping Profesional Program Pembangunan Pemberdayaan Masyarakat Desa (TPP-P3MD) Kabupaten Mandailing Natal Kobol Nasution, menilai kegiatan itu posisif.Pihaknya akan terus mendorong kegiatan yang sama, sehingga ke depan memberikan hal-hal positif bagi desa.

“Kita sangat mendukung dan memberikan apresiasi dan berharap ke depan kegiatan ini menjadi ikon Kabupaten Mandailing Natal. Kegiatan ini cukup positif, kita akan terus mendorong kegiatan seperti ini dengan berkomitmen bagaimana desa-desa ke depan memberikan hal-hal yang positif bagi desa ,” ucapnya.

Menurutnya, Kementerian Desa sering menyampaikan, tradisi suatu desa tidak boleh ditinggalkan dan itu bahagian kekayaan kita pada hari ini. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan Tambangan ini sangat menarik untuk dijadikan ikon desa serta menjadi wisata desa dan bisa mengundang orang untuk datang berkunjung.

“Banyak permainan warisan leluhur yang di tampilkan di Kecamatan Tambangan. Melihat kondisi ini, desa wisata bukan hanya berpatokan kepada kesediaan alam, tapi juga memunculkan permainan tradisi yang sudah lama di tinggalkan ,” ujarnya.

Sementara Camat Tambangan Enda Mora Lubis dalam kesempatan itu menyampaikan, kegiatan permainan warisan leluhur ini dilaksanakan setiap minggunya di 19 desa di Kecamatan Tambangan.

“Pada hari ini di Desa Muara Mais Jambur ada sedikit perbedaan dari minggu sebelumnya, yaitu permainan yang sifatnya kembali ke alam, misalnya mandi sungai, main layangan, mengail belut, maruyup-uyup dan membuat motoran ,” katanya.

Kegiatan ini sebut Enda Mora akan terus dilaksanakan dan sudah menjadi komitmen semua desa yang ada di Kecamatan Tambangan untuk memperkenalkan budaya bermain kepada anak-anak lewat program “Marmayam Keta“, “Marhape Emmajolo“.

Pihak pemerintah kecamatan, lurah dan kepala desa se- Tambangan menghadirkan solusi kepada anak-anak. Melalui permainan leluhur, merek kita arahkan kesibukan terhadap permainan-permainan leluhur yang dinilai sangat positif dalam melatih dan perkembangan anak-anak.

Artinya, mereka tidak lagi cenderung atau dapat kita batasi dari penggunaan gadget yang berlebihan. Apalagi permainan tradisonal erat kaitannya dengan tradisi masyarakat dan bahannya sederhana serta banyak dijumpai di kehidupan sehari-hari masyarakat.

Tujuannya, selain untuk mengurangi waktu anak-anak bermain dengan handphone, juga mengenalkan kembali permainan warisan leluhur yang sudah lama ditinggalkan. Kemudian, dengan kegiatan ini juga diharapkan akan menjadikan desa menjadi tujuan wisata.

“Kita berharap dengan melestarikan dan mengenalkan kembali permainan leluhur yang syarat nilai-nilai positif dan nilai-nilai budaya ber kearifan lokal, anak-anak akan dapat menangkal dampak negatif dari kemajuan digital dan game online yang semakin marak ditengah-tengah masyarakat, “tuturnya. (Munir Lubis).