WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Aktivitas pertambangan emas ilegal banyak terdapat di kawasan hutan lindung, salah satunya di kawasan hutan lindung Sihayo Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, Propinsi Sumatera Utara.
Maraknya aktivitas penambangan emas ilegal dikawasan hutan lindung disebabkan minimnya pengawasan dari pihak terkait sehingga dikawatirkan dapat memicu bencana alam dan tanah longsor.
“Kami meminta pemerintah atau satgas PKH tidak tutup mata dengan maraknya perusakan hutan lindung di “Sihayo”, pelaku penambangan emas ini harus ditindak tegas, “ujar warga yang enggan disebutkan namanya kepada Wartamandailing Jumat (4/7/2025).
Lebuh lanjut ia menuturkan, puluhan hingga ratusan lubang tambang beroperasi di kawasan hutan lindung itu. Bila ini terus dibiarkan hutan semakin rusak dan ancaman bencana alam ada di depan mata kita.
Aktifitas tambang emas berada pada titik koordinat 545.190 E. 101.275 N. 546.105 E. 100.568 N. 47 542890 E. 100926 N. Penambang tanpa izin pinjam pakai kawasan hutan lindung di Sihayo itu disinyalir sudah berlangsung lama dan hingga kini belum tersentuh hukum.
Penambangan emas ilegal itu dilakukan oleh warga dusun Aek Garut. Warga Desa Tanotiris. Warga Batu Godang, Kecamatan Siabu. Dan warga dari kecamatan Tantom, (Tapsel).
“Dari hasil informasi, ada 10 orang yang dikenal warga pemain dan pemilik lubang tambang disana. 1. berinisial BD warga Tano Tiris. 2. IS warga Aek Garut. 3. PB warga Aek Garut. 4. AMW warga Batu Godang. 5. AA warga Batu Godang. 6. AMK warga Batu Godang. 7. AR warga Batu Godang. 8. AMS warga Batu Godang, 9. AW warga Batu Godang, Kecamatan Siabu. HB warga Kecamatan Tantom, Tapsel, “tulis warga. (Has)
