Patut Dibanggakan, Tapsel Kini Punya Pabrik Pakan Ikan

(foto: Istimewa)

WARTAMANDAILING.COM, Tapanuli Selatan – Patut dibanggakan berpapasan dengan dimulainya babak baru kepemimpinan Bupati – Wakil Bupati Tapsel 2021-2024 Dolly Pasaribu-Rasyid Dongoran, ternyata putra terbaik kabupaten Tapanuli Selatan itu mulai unjuk gigi memperlihatkan potensi terpendam selama ini.

Potensi tersebut diwujudkan dengan munculnya pabrik pengolahan pakan ikan nila dengan kapasitas produksi mencapai 100 Kg hingga 1 ton per harinya.

Tak sampai disitu saja, terobosan pasar ternyata telah merambah ke luar provinsi, salah satunya provinsi Lampung, termasuk daerah yang paling membutuhkan produk putra terbaik Desa Bulumario, Kecamatan, Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan ini.

Toga Mahaji Ritonga, owner perusahaan pakan yang baru produksi dua bulan ini mengatakan, gagasan ini diawali atas keprihatinan terhadap petani ikan nila yang terpaksa setengah hati memelihara ikannya karena cost pakannya mahal. Kadang ikan diberi makan, kadang tidak.

“Bayangkan jika harga beli Pakan bisa mencapai Rp. 10.000/kg, cost itukan tergolong mahal dibanding hasil panen yang diperoleh,” jelas Toga Mahaji kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).

Dipaparkan mantan Kadis Perikanan Provinsi Sumut itu, jika pakan mahal, resikonya petani rugi, sehingga gairahpun akan hilang, maka usaha perikanan pun akan ditinggalkan. Untuk hal itu, dilakukan gebrakan dengan menekan harga yang semurah mungkin untuk petani ikan nila tanpa mengurangi kadar gizi

“Yakni dengan tetap mempertahankan kandungan protein diangka 32 %. Harga jual itu kita tetapkan hanya Rp. 7.000 /kg,” ungkap Toga.

Read More

Dijelaskannya lagi, saat ini fasilitas produksi pakan ikan nila yang dikelola memiliki lahan seluas 2 Hektar dilengkapi dengan mesin produksi tenaga kerja, dan tenaga pemasaran. Untuk tenaga pemasaran, diberikan insentif atas prestasi yang dicapainya sebesar 10% dari harga jual.

“Selain Lampung, kita juga berupaya meningkatkan kapasitas produksi, perlahan kita akan melirik pangsa pasar lainnya termasuk lokal sendiri,” sambungnya.

Lanjut Toga, untuk bahan baku pakan ini sendiri didapatkan dari daerah Sipirok mulai dari dedak halus, tepung jagung, tepung kedelai, terkecuali tepung ikan didatangkan dari Sibolga. Kuantitas produk (permentasi seluruh bahan baku) tergantung panas matahari.

“Lalu dikemas kedalam karung goni seberat 15 Kg per goni menggunakan teknologi mesin. Disamping beberapa karyawan tetap, belasan marketing dari masyarakat setempat saat ini aktif memasarkan untuk mendapatkan upah 10 persen dari total hasil penjualan pakannya,” pungkasnya.(Ali)

Related posts