Tolong, Bocah Miskin Kesulitan Biaya Operasi dan Benjolan di wajahnya Kian Membesar

Nasaruddin anak Pertama dari pasangan Amri Mulyadi (36) dan Yusniar (35), warga Desa Tanjung Jae, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara ini sudah 4 tahun terakhir merasakan sakit di bagian tenggorokan dan mengalami lemah saraf otak akibat cairan yang terus membengkak di bagian wajahnya, senin (3/7/2023) fhoto : istimewa.
Nasaruddin anak Pertama dari pasangan Amri Mulyadi (36) dan Yusniar (35), warga Desa Tanjung Jae, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara ini sudah 4 tahun terakhir merasakan sakit di bagian tenggorokan dan mengalami lemah saraf otak akibat cairan yang terus membengkak di bagian wajahnya, senin (3/7/2023) fhoto : istimewa.

WARTAMANDAILING.COM, Mandailing Natal – Nasaruddin masih berumur 11 tahun, di usia belia itu dia terus bergelut dengan penyakit benjolan di wajah bagian kiri yang terus membesar. Orangtuanya hanya pedagang asesoris keliling yang kesulitan mendapatkan biaya untuk mengoperasikan benjolan di wajah yang beberapa tahun terakhir ini membuat Nasruddin terus meringis kesakitan.

Nasruddin anak Pertama dari pasangan Amri Mulyadi (36) dan Yusniar (35), warga Desa Tanjung Jae, Kecamatan Panyabungan Timur, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara ini sudah 4 tahun terakhir merasakan sakit di bagian tenggorokan dan mengalami lemah saraf otak akibat cairan yang terus membengkak di bagian wajahnya.

Yusniar Ibu kandung Nasaruddin menyampaikan kepada awak media, Senin (02/7/2023) penyakit yang diderita anaknya itu berawal dari tahi lalat yang hidup di bagian wajah sejak ia lahir.

“Benjolan ini, awalnya dari tahi lalat di wajahnya, herannya, tahi lalat itu terus membesar, sekarang anak saya sering merasa sakit di tenggorokan, bahkan merusak pita suara, saraf otaknya pun semakin lama semakin melemah, dan dia sering mengeluh sakit kepala.”kata Yusniar.

Dijelaskan, Yusniar dengan bermodal kan BPJS, beberapa tahun yang lalu anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar itu pernah dibawa berobat ke Rumah Sakit umum di Kota Medan, selama 10 hari sempat dirawat, namun biaya hidup selama di medan habis dan penanganan pun terputus.

“Sebenarnya kalau biaya berobat gratis karena ada BPJS, cuma biaya hidup sehari-hari yang menjadi kendala utama, kalau ayahnya tidak bekerja, dari mana kami dapat makan, untuk biaya sehari-hari saja kami susah pak.”tutur Yusniar sambil menitihkan air mata.

Penyakit yang dideritanya, diagnosa dokter ‘kata Yusniar, benjolan di wajah Nasaruddin itu adalah cairan. Dokter pernah menyarankan untuk operasi, namun keterbatasan biaya hidup dan biaya transportasi ke medan menjadi kendala utama.

Read More

“Kami berharap adanya dermawan yang bisa memberi kami biaya sehari-hari selama berjalannya pengobatan, pasti anak kami akan dibawa kembali berobat” harap Yusniar.

Sementara, Amri Mulyadi ayah Nasaruddin menceritakan, tahun 2019 lalu mereka sudah pernah berangkat berobat ke rumah sakit kota Medan, selama dua minggu berada di RS Adam Malik Medan, anaknya tidak dapat berobat karena adanya pembatasan pasien pada saat Covid kemarin.

“Dua minggu berada di Medan, anak saya tidak mendapatkan kesempatan ditangani oleh dokter lantaran ada pembatasan, biaya menipis, kami pun memutuskan pulang dan akhirnya, hingga kini anak saya belum dapat dioperasi lantaran kami tak punya biaya lagi, tolong bantu kami pak.”ujar Mulyadi. (Syahren)

Related posts