WARTAMANDAILING.COM, Padangsidimpuan – Unjuk rasa Aliansi Lintas Organisasi di depan kantor Walikota Padangsidimpuan, Jumat (10/10/2025), menuntut Kapolres Padangsidimpuan untuk menangkap pelaku suap dalam kasus yang menjerat empat aktivis.
Mereka menilai penangkapan empat aktivis atas dugaan pemerasan terhadap ajudan Wakil Walikota (Wawako) Padangsidimpuan adalah rekayasa.
Massa menuding ajudan Wawako sebagai pelaku suap dan meminta Kapolres segera membebaskan keempat aktivis yang mereka sebut sebagai korban.
Aksi ini awalnya direncanakan di Mapolres, namun dialihkan ke kantor walikota karena adanya aksi tandingan yang menolak intervensi hukum.
Kapolres Padangsidimpuan, AKBP. Dr. Wira Prayatna, didampingi Sekda Rahmat Marjuki, menemui massa dan menjelaskan bahwa kasus keempat aktivis masih dalam tahap penyidikan.
Massa juga mendesak Wawako untuk menjelaskan kronologi video yang diduga berisi skandal “dugem” yang melibatkan dirinya di sebuah bar di Medan.
Video ini disebut-sebut menjadi pemicu kasus dugaan suap dan pemerasan yang berujung pada penangkapan para aktivis.
“Kami minta, video apa itu bapak Wakil Wali Kota Padangsidimpuan?” seru Taufiq dalam orasinya, menegaskan kasus ini adalah suap, bukan pemerasan.

Sebelumnya, beredar tangkapan layar percakapan antara diduga oknum ajudan Wawako inisial IIH dengan seorang aktivis berinisial DS.
Dalam percakapan itu, ajudan meminta tolong kepada DS terkait “uang” dan menyebut sudah ada koordinasi sebelumnya. DS menolak tawaran tersebut dan memblokir nomor ajudan.
IIH: Malam bang
IIH: Boleh kurangnya bang dari 14 juta itu
IIH: Izin bang, karena diawal kemarin udah ada 3 juta bang
DS: Apa nih mau nyogok saya ya?
DS: Saya tidak paham apa maksud abang berbicara itu dengan saya
DS: Dan saya tidak ada urusan dengan Anda
IIH: Aduh maaf bang, gak ada maksud lain
IIH: Izin udah sama-sama koordinasi bang
DS: Saya tidak akan mau menerima uang sogok dari kalian. Kalian mau nyogok saya?
DS: Maaf ya bos, izin saya blokir, saya tidak ada urusan dengan Anda.
Percakapan ini memicu pertanyaan publik: Apakah ada unsur pemerasan? Apakah ada upaya kriminalisasi? Mengapa pihak yang menawarkan uang tidak ditangkap?
Menarik untuk diulas! (Tim)






